Kementerian Perdagangan menyampaikan, potensi ekspor produk-produk Indonesia ke Finlandia masih terbuka lebar. Saat ini, Indonesia menempati peringkat ke-39 sebagai negara asal impor Finlandia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke Finlandia periode Januari hingga Oktober 2020 mencapai US$50,79 juta. Lima produk ekspor utama Indonesia ke Finlandia yaitu produk karet, alas kaki, buah kaleng, perlengkapan meja dan dapur, serta mesin cetak, copy, dan faks.
“Dalam situasi pandemi Covid-19, Kementerian Perdagangan terus melakukan berbagai cara di tengah pembatasan sosial untuk menggenjot ekspor, dengan menggunakan pemanfaatan teknologi. Salah satunya, melalui penyelenggaraan webinar penjajakan kesepakatan dagang dan kerja sama antara para pelaku usaha Indonesia dan Finlandia,” kata Kasan dalam keterangan resminya, Rabu (23/12).
Pada acara tersebut, Kementerian Perdagangan menggandeng Findolainen Business Hub Ltd. yang merupakan badan pelaksana (company spotter atau implementing agency) dari Finnpartnership, yaitu sebuah program kemitraan bisnis di bawah Kementerian Luar Negeri Finlandia. Program tersebut bertujuan memberikan dampak ekonomi melalui promosi perdagangan antara Finlandia dan negara berkembang.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan mengatakan, melalui layanan business matching ini, perusahaan dan para pelaku bisnis Indonesia dapat mencari mitra bisnis di Finlandia. Para pelaku usaha yang tertarik mengikuti kegiatan ini, dapat mengirimkan formulir aplikasinya lengkap dengan salinan dokumen pendukung.
Jika memenuhi syarat, lanjut Marolop, maka perusahaan akan dimasukkan dalam basis data Matchmaking Service, Finnpartnership.
“Apabila terdapat mitra bisnis dari Finlandia yang berminat bekerja sama, selanjutnya akan diatur pertemuannya. Dalam sebulan, kuota perusahaan yang dapat difasilitasi melalui layanan ini sangat terbatas. Oleh karena itu, pemilihan perusahaan dilakukan dengan selektif,” tuturnya.
Marolop menjelaskan, bagi Indonesia, pasar Finlandia memiliki potensi ekspor yang masih belum dioptimalkan (untapped export potential). Dia mencontohkan, produk kopi.
Berdasarkan data International Trade Center (ITC), pada periode 2015–2019, ekspor kopi Indonesia ke Finlandia baru sebesar US$764 ribu. Sedangkan potensi ekspor kopi Indonesia di pasar Finlandia mencapai US$17,6 juta di 2024.
Managing Director Findolainen Business Hub Ltd, Dea Viinikainen mengatakan, di pasar Finlandia, yang menjadi faktor utama konsumen membeli suatu produk adalah kualitasnya. Kepatuhan terhadap standar Eropa menjadi jaminan kualitas.
Menurutnya, seperti negara-negara Eropa lainnya, Finlandia juga merupakan pasar yang menaruh perhatian tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Produk yang sederhana, praktis dengan kemasan minimal, dan menghargai lingkungan atau berkelanjutan semakin banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Di tengah pandemi Covid-19, lanjut Marolop, Kementerian Perdagangan akan terus mengupayakan pengembangan ekspor. Selain itu, Kementerian Perdagangan sedang berupaya menyelesaikan perundingan Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
“Melalui perjanjian dagang ini, diharapkan Indonesia dapat memperluas akses pasar dan investasi dengan Uni Eropa di masa mendatang. Untuk dapat masuk pasar ini, pelaku usaha Indonesia perlu mempersiapkan diri, salah satunya dengan menyesuaikan kualitas produk yang dimiliki sesuai dengan tren, selera, dan standar pasar Eropa,” ucap Marolop.