close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Angkutan udara perintis di wilayah 3T untuk memperluas akses mobilitas masyarakat dan barang. Dokumentasi Kemenhub
icon caption
Angkutan udara perintis di wilayah 3T untuk memperluas akses mobilitas masyarakat dan barang. Dokumentasi Kemenhub
Bisnis
Kamis, 23 Februari 2023 19:35

Kemenhub commit jangkau wilayah 3T lewat layanan angkutan udara perintis

Kemenhub mengalokasikan Rp500,13 juta untuk menjalankan program angkutan udara perintis di wilayah 3T pada 2023.
swipe

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkomitmen meningkatkan layanan transportasi di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Strategi yang dikedepan dengan mendorong angkutan udara perintis.

"Banyak daerah yang aksesibilitasnya masih sulit karena tidak ada ketersediaan moda transportasi lain, waktu tempuh yang lama, jadwal operasional yang tidak berkesinambungan sehingga angkutan udara perintis sangat dibutuhkan untuk mendukung pemerataan pembangunan dan penurunan disparitas harga, terutama pada daerah 3TP," ujar Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara (Hubud) Kemenhub, Putu Eka Cahyadhi, dalam keterangannya, Kamis (23/2).

Ditjen Hubud memiliki dua program dalam menggenjot layanan transportasi di wilayah 3T, yakni angkutan udara perintis penumpang dan angkutan udara perintis kargo. Alokasi anggaran yang disiapkan pada 2023 sebesar Rp500,13 juta.

Alokasi anggaran tersebut untuk melayani 21 koordinator wilayah (korwil) dengan 220 rute angkutan perintis penumpang, 40 rute perintis kargo, dan 1 rute udara kargo. Adapun operator penerbangannya adalah PT Asi Pudjiastuti Aviation, PT Nasional Global Aviation, PT Asian One Air, PT Smart Cakrawala Aviation, PT Semuwa Aviasi Mandiri, dan Trigana Air Service.

Selain itu, penyelenggaraan angkutan udara perintis kargo subsidi (40 rute) dan angkutan udara kargo (1 rute) yang dikenal dengan "jembatan udara" tersebar di 6 korwil. Perinciannya, Tarakan, Masamba, Dekai, Timika, Oksibil, dan Tanah Merah.

Mekanisme pengangkutan kargo dimulai dari tol laut menuju gudang penyimpanan, kemudian dikirim melalui darat (Damri) ke gudang kargo di bandara. Selanjutnya, didistribusikan menggunakan pesawat menuju bandara atau lapangan terbang di daerah 3TP.

Menurut Putu, menjalankan program angkutan udara perintis bukan pekerjaan mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, seperti terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kualifikasi khusus di remote area atau daerah pegunungan, terbatasnya jumlah pesawat, kondisi keamanan dan teknis bandara, dan faktor alam.

"Walaupun banyak tantangan, namun berkat kolaborasi dan sinergitas bersama kementerian/lembaga terkait serta dukungan pemerintah daerah dan pihak keamanan TNI atau Polri guna kesinambungan operasional penerbangan angkutan udara perintis," kata Putu menambahkan.

Di sisi lain, realisasi penerbangan angkutan udara perintis penumpang pada 2022 mencapai 99,7%. Sementara itu, capaian penerbangan perintis kargo sebesar 98%.

"Realisasi penerbangan yang tidak mencapai 100% biasanya disebabkan oleh beberapa kendala, seperti cuaca buruk, aspek keamanan, dan ketersediaan barang," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), kehadiran transportasi udara perintis berdampak positif dalam menekan disparitas harga. Di Kabupaten Luwu Utara, misalnya, terjadi penurunan harga minyak goreng sebesar 46,15% atau dari Rp65.000 per liter menjadi Rp35.000 per liter jika menggunakan program jembatan udara.

"Ke depannya, diharapkan program ini terus berjalan untuk membuka keterisolasian daerah 3TP, meningkatkan pemerataan pembangunan, dan menekan disparitas harga sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat," ucap Putu.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan