Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan Emergency Medical Team (EMT) untuk penanganan kegawatdaruratan medis pada penyelenggaraan haji 1444 H/2023 M. Langkah ini diharapkan menurunkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) jemaah di Arab Saudi.
EMT dahulu dikenal dengan nama Tim Gerak Cepat. Tim bertugas melakukan deteksi diki, tanggap darurat, dan melaksanakan rujukan bagi jemaah haji yang membutuhkan merawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan rumah sakit Arab Saudi (RSAS).
"Kami siapkan dokter spesialis sebagai EMT yang ditempatkan di setiap sektor sehingga kegawatdaruratan medis lebih cepat tertangani," ucap Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo.
Terdapat 15 dokter spesialis di dalam EMT, yang terdiri dari bidang anestesi, penyakit dalam, bedah, saraf, dan jantung. Selain itu, disiapkan 12 dokter umum dan 43 perawat instalasi gawat darurat (IGD).
Tenaga kesehatan (nakes) kegawatdaruratan disiagakan untuk memberikan pelayanan kesehatan di 5 sektor daerah kerja (daker) Madinah dan 11 sektor daker Makkah yang berdekatan dengan pondokan jemaah haji. Pun disiagakan di pos sektor khusus, yakni di Masjid Nabawi, Terminal Syib Amir Masjidil Haram, Arafah, dan Mina.
"EMT kami siagakan untuk selalu mengikuti pergerakan jemaah haji saat pelaksanaan ibadah, terutama pada fase "Armuzna Arafah, Muzdalifah, dan Mina)," ujar Liliek, melansir situs web Kemenkes.