Realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 18 November 2020 hanya mencapai Rp408,61 triliun atau 58,7% dari pagu anggaran sebesar Rp695,2 triliun.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Ubaidi Socheh Hamidi mengungkapkan, realisasi tersebut terdiri dari enam klaster. Yakni, program kesehatan yang mencapai Rp37,31 triliun atau 38,4% dari pagu anggaran sebesar Rp97,26 triliun.
"Program kesehatan ini untuk mendukung peralatan penanganan Covid-19, insentif tenaga medis termasuk untuk bantuan iuran dan pelaksanaan Satgas covid-19," katanya dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021, Senin (23/11).
Lalu, program perlindungan sosial yang realisasinya paling besar yaitu mencapai Rp193,07 triliun atau 82,4% dari pagu anggaran sebesar Rp234,33 triliun.
Dia melanjutkan, program perlindungan sosial ini mengalami beberapa perluasan program termasuk subsidi internet untuk pelajar, subsidi gaji, serta adanya perpanjangan waktu yang dari semula September menjadi Desember 2020.
"Perlindungan sosial yang mencapai 82% ini mampu menjaga konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin," ujarnya.
Dia mengklaim, dari beberapa data dan perhitungan yang dibuat, program perlindungan sosial menunjukkan bahwa 3,43 juta orang akan terselamatkan dari kemiskinan karena program perlindungan sosial PEN ini.
"Jadi kalau kami lihat, program pelindungan sosial mampu menghentikan laju kemiskinan di 2020," ucap Ubaidi.
Selanjutnya, program untuk sektoral, yaitu kementerian atau lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) yang sudah mencapai Rp35,33 triliun atau 53,6% dari pagu anggaran Rp65,97 triliun.
Kemudian, program insentif dunia usaha yang mencapai Rp44,29 triliun atau 36,7% dari pagu anggaran Rp120,6 triliun. Program kelima adalah pembiayaan korporasi yang baru mencapai Rp2 triliun atau 3,2% dari pagu anggaran Rp62,2 triliun.
"Terakhir ialah program UMKM yang juga cukup besar realisasinya, mencapai Rp96,61 triliun atau 84,1% dari pagu anggaran Rp114,81 triliun. Program ini juga mendorong lahirnya unit usaha baru," tuturnya.
Ubaidi menyampaikan, program UMKM mendorong penciptaan lapangan kerja bagi 1,13 juta orang dan mendorong lahirnya unit usaha baru bagi 40.000 orang.
"Untuk yang berusaha sendiri naik sekitar 40.000 orang. Ini adalah program yang telah mendorong lahirnya unit usaha baru. Jadi indikasi usaha menengah besar menurun beralih ke UMKM," tukasnya.