Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) berharap kontribusi UKM terhadap produk domestik bruto Indonesia bisa ditingkatkan dari 62% pada 2021 menjadi Rp65% pada 2024. Akan tetapi, masih banyak tantangan yang harus dihadapi UKM untuk mewujudkan target ini.
Kepala Bidang Kemitraan, Deputi UKM, Kemenkop UKM Renaldy Purnomo mengatakan, pandemi Covid-19 membuat UKM menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan data Kemenkop UKM, 22% UKM mengatakan penjualan mereka menurun selama pandemi, 20% UKM mengalami hambatan distribusi, dan 18% butuh modal.
"Sekarang ini kami betul-betul selalu turun ke lapangan koordinasi dengan dinas yang membidangi Koperasi dan UKM, mendampingi mereka," kata Renaldy dalam Alinea Forum bertajuk "Kebangkitan UMKM Penyelamat Ekonomi", Kamis (8/7).
Selain dari masalah penjualan, UKM Indonesia juga menghadapi tantangan digitalisasi. Kemenkop UKM mencatat, 94% UKM tidak menggunakan komputer dalam menjalankan usahanya karena literasi digital UMKM masih rendah.
Padahal, lanjutnya, digitalisasi UMKM dapat menjadi peluang untuk tumbuh di masa pandemi yang membatasi pertemuan fisik. "Konsumen terbatas dengan interaksi fisik, sehingga memiliki peluang besar bagi UKM yang terintegrasi digital. Beberapa dari mereka bisa melanjutkan usahanya selama pandemi," ujar dia.
Agar UKM bisa masuk ke ekonomi digital, kata dia, banyak UKM yang perlu dilatih bagaimana cara mempromosikan produk mereka melalui teknologi. Dia menuturkan, Deputi UKM telah mempersiapkan pelatihan bagi para UKM dan selama ini sudah berjalan.
"Sehingga, pelaku usaha bisa mengutamakan teknologi digital memperkenalkan produk yang dihasilkan," tutur dia.