Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengupayakan warung tegal (warteg) masuk pasar global (go international) melalui Program Spice Up The World (SUTW). Program tersebut bertujuan memperkenalkan bumbu masak Indonesia menembus dunia.
"Warteg ini akan kami ikut sertakan pada kegiatan ke luar negeri. Harapannya pada kunjungan berikutnya, warteg ini bisa dibuka di New York, Jerman, dan banyak juga permintaan di Timur Tengah ini yang akan kita fasilitasi," kata Menparekraf, Sandiaga Uno, dalam keterangannya, Minggu (11/6).
Menurutnya, kehadiran warteg di luar negeri tidak hanya mempromosikan kuliner Tegal, tetapi turut memperlebar peluang usaha dan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Karenanya, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, diminta segera melakukan uji petik penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif (PMK3I) agar ada subsektor unggulan daerah yang terpilih dan disertakan dalam program akselerasi.
"Kota Tegal bisa segera melakukan uji petik agar memiliki subsektor ekonomi kreatif unggulan dan subsektor penopang. Para pelaku UMKM di Tegal harus terus termotivasi untuk meningkatkan omzet dari usahanya, mulai dari yang jamu juga usaha-usaha kuliner, termasuk warteg hingga makanan olahan laut," tuturnya.
Program Spice Up The World diluncurkan di New York, Amerika Serikat (AS). Ibu kota Negeri Paman Sam dipilih karena memiliki potensi cukup besar untuk pengembangan pasar rempah dan kuliner khas Indonesia.
Pemerintah menargetkan pendirian 4.000 restoran Indonesia di luar negeri, utamanya peningkatan ekspor bumbu dan rempah, pada 2024 melalui Program Spice Up The World. Hingga kini, program telah berjalan dengan proyek percontohan (pilot project) rendang.
Berdasarkan data, nilai ekspor bumbu atau rempah olahan serta komoditas rempah segar di Indonesia rata-rata tumbuh 2,95% dalam 5 tahun terakhir. Bahkan, nilai ekspornya menembus US$1,02 miliar pada 2020.