Kementerian Perindustrian berencana meluncurkan indikator penilaian untuk tingkat kesiapan industri di Indonesia. Sebagai bentuk menerapkan teknologi era industri 4.0 atau disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Ngakan Timur Antara mengatakan metode asesment INDI 4.0 merupakan salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
"INDI 4.0 merupakan indeks acuan yang digunakan industri dan pemerintah untuk
mengukur tingkat kesiapan menuju industri 4.0," ujar Ngakan di Kemenperin, Jakarta (17/1).
Indeks industri masing-masing melakukan penilaian mandiri (self assessment) terkait kemampuan di bidang revolusi industri 4.0 pada program prioritas di 2019.
Acara peluncuran INDI 4.0, konferensi pameran dan penghargaan akan dilaksanakan 20-21 Maret 2019, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Lima pilar yang akan diukur di dalam INDI 4.0, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk dan layanan (product and services), teknologi (technology), serta operasi pabrik (factory operation).
Lima pilar tersebut kemudian dirinci lagi menjadi 17 bidang, yakni, strategi dan kepemimpinan, investasi menuju industri 4.0, kebijakan inovasi, budaya, keterbukaan terhadap perubahan, pergembangan kompetensi, kustomisasi produk, layanan berbasis data, produk cerdas, serta keamanan cyber.
Selanjutnya, konektivitas, mesin cerdas, digitalisasi, sistem perawatan cerdas, proses yang otonom, rantai pasok dan logistik cerdas, penyimpanan, serta sharing data.
"Dari 17 bidang inilah yang dijadikan acuan untuk mengukur kęsiapan industri di Indonesia untuk bertransformasi menuju Industri 4.0," ujar Ngakan.
Rentang skor penilaian yang digunakan di dalam INDI 4.0 adalah dari level 0 sampai level 4. Level 0 artinya industri belum siap bertransformasi ke industri 4.0, kemudian level 1 industri masih pada tahap kesiapan awal, level 2 industri pada tahap kesiapan sedang, level 3 industri sudah pada tahap kesiapan matang bertransformasi ke industri 4.0, dan level 4 industri sudah menerapkan sebagian besar konsep industri 4.0 di sistem produksinya.
Ngakan berharap, kegiatan tersebut bisa menjadi platform yang ideal bagi para pemimpin perusahaan dan influencer industri. Sebagai upaya memahami dan mendiskusikan bersama tren perkembangan teknologi saat ini dan masa depan. Sehingga bisa menjadi informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
perusahaan dalam melakukan transformasi digital dan juga menuju ke era industri 4.0.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Claud Computing Indonesia Alex Budiyanto, menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenperin ini, karena akan membantu perusahaan untuk lebih memahami mengenai teknologi saat ini ataupun yang menjadi tren ke depan.
Upaya itu akan membantu perusahaan memilih dan merencanakan teknologi yang tepat, efektif dan efisien dalam menunjang proses bisnis perusahaan, sehingga bisa bersaing di era industri 4.0.
"Cloud Computing akan menjadi infrastruktur utama dalam transformasi digital dan industri 4.0, banyak teknologi pendukung industri 4.0 ada di atas layanan Cloud Computing," tutur dia.