Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali, dipergunakan Kementerian Perindustrian untuk menjalin kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan negara mitra strategis.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menjelaskan, pemerintah memiliki target menyelesaikan perundingan dan penandatanganan beberapa CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement).
"Kerja sama bilateral Indonesia-Australia CEPA yang sudah final diharapkan menjadi milestone bagi CEPA lainnya," ujar Airlangga melalui siaran resminya, Rabu (10/10).
Indonesia dan negara mitra terus memformulasikan skema baru dalam kerangka CEPA, sehingga bisa tercipta peningkatan nilai perdagangan bagi kedua belah pihak yang sama-sama menguntungkan.
Kendati demikian, untuk mencapai lompatan besar, diperlukan industri yang berdaya saing dan meningkatkan nilai tambah tinggi terutama untuk memenuhi pasar ekspor.
Di samping itu, pertemuan internasioanl di Bali dapat pula menjadi kesempatan untuk membahas sekaligus mencari solusi terkait dinamika perekonomian global yang sedang terjadi.
"Misalnya dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China," harap Airlangga.
Terlebih Indonesia sudah memiliki peta jalan Making Indonesia 4.0 yang memiliki sejumlah strategi dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0.
Tujuannya adalah mendongkrak perekonomian nasional. Targetnya menjadikan Indonesia masuk jajaran 10 besar negara ekonomi terkuat di dunia pada 2030.
"Studi McKinsey menunjukkan, ada potensi pertumbuhan ekonomi sebesar US$200 miliar di 2030. Apabila bisa menyiapkan 17 juta tenaga kerja yang mampu menghadapi ekonomi digital," jelasnya.