Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Makmun menyatakan target produksi daging pada tahun 2022 mencapai 4,59 juta ton dan produk ekspor mencapai 401.601 ribu ton.
Target produksi tersebut terdiri dari daging sapi 421,41 ribu ton, daging kerbau 23,15 ribu ton, daging kambing 51,00 ribu ton, daging domba 49,50 ribu ton, daging ayam 3,807,85 ribu ton, daging itik 41,01 ribu ton, daging babi 164,49 ribu ton.
Sedangkan untuk produk ekspor terdiri dari 49,640 ton, produk pangan segar dan olahan 245,625 ton, produk non pangan 154,393 ton, obat hewan 1322 ton, bibit dan benih 232 ton.
Terkait dengan ketersediaan kebutuhan daging sapi dan kerbau, Makmun mengatakan pertumbuhan penduduk dan konsumsi per kapita di era pandemi mengalami penurunan.
“Jadi di 2020 turun 0,03 lalu di 2021 ini agak dalam turunnya. Jadi ini juga karena memang tidak ada aktivitas yang bersifat massal, disamping itu mungkin karena banyak usaha-usaha yang tidak bergerak juga berkontribusi dalam mengurangi konsumsi per kapita daging sapi dan kerbau,” ujar Makmun dalam webinar bertajuk Menjawab PR peningkatan Produksi Ternak, Rabu (29/9).
Kemudian terkait dengan ketersediaan daging dan telur ayam ras nasional, Makmun mengatakan bahwa produktivitas daging dan telur ayam ras nasional sudah sangat baik dan merata di seluruh Indonesia.
“Kita juga berjibaku untuk mengendalikan produktivitas ini karena permintaan menurun. Tantangan kita kan kalau produksi naik konsumsi turun karena suatu masalah seperti pandemi ini, maka kelebihan itu belum sanggup untuk kita kelola dengan baik,” ucap Makmun.
Untuk sapi perah, Makmun mengatakan tidak lebih dari 25% kebutuhan susu di supply oleh produksi dalam negeri.
“Artinya produksi susu dalam negeri kita sangat kecil, inilah yang harus kita pacu diberbagai wilayah,” tegas Makmun.
Untuk mewujudkan pembangunan peternakan tahun 2022, Makmun mengatakan ada 3 program utama untuk mencapai target ketahanan pangan asal ternak dan kesejahteraan peternak yaitu melalui ketersediaan akses dan konsumsi pangan yang berkualitas, nilai tambah dan daya saing industri, dukungan manajemen.
Makmun mengatakan pengembangan komoditas peternakan mempunyai peran strategis untuk pemenuhan kebutuhan produksi daging, telur, dan susu dalam negeri, yang akan meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi.
“Oleh karenanya pertumbuhan produksi ini harus paling tidak satu setengah kali lipat atau dua kali lipat dari pertumbuhan penduduk,” tutup Makmun.