close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gedung Kementerian ESDM. Dokumentasi Kementerian ESDM
icon caption
Gedung Kementerian ESDM. Dokumentasi Kementerian ESDM
Bisnis
Rabu, 26 Januari 2022 10:57

Kementerian ESDM beberkan rencana percepatan transisi energi

Kementerian ESDM miliki tiga target besar transisi energi.
swipe

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan, tiga target besar dalam transisi energi dari fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan, target yang pertama dalam jangka pendek untuk mencapai bauran energi 23% pada 2025.

Target kedua dalam jangka menengah, yakni mencapai penurunan emisi berdasarkan Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030. Ego menyebut, sektor energi berkontribusi menurunkan emisi 300 juta ton CO2 dengan upaya sendiri dan sekitar 450 juta ton CO2 dengan bantuan internasional.

Ketiga dalam jangka panjang menuju net zero emission di tahun 2060 atau lebih cepat jika ada bantuan internasional. 

Dalam memenuhi tiga target tersebut, Ego menyebut, ada tiga kunci utama yang harus dilakukan.

"Pengembangan EBT, phasing out pembangkit uap (PLTU), dan juga percepatan kendaraan listrik," katanya dalam Indonesia Economic Outlook 2022, Rabu (26/1).

Di tengah upaya bertransisi, minyak dan gas (Migas) masih memiliki peranan penting di dalamnya. Khususnya gas yang bakal dimanfaatkan selama masa transisi. Seperti diketahui, gas menjadi energi fosil yang paling bersih dibanding lainnya seperti batu bara.

"Gas bumi dimanfaatkan sebagai energi transisi, sebelum bisa penuhi kebutuhan listrik 100% dari EBT. Serta juga backup pembangkit energi terbarukan yang sifatnya intermiten," ujarnya.

Menurutnya, kebutuhan Migas diproyeksikan masih akan terus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah memiliki target mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.

"Melalui optimasi lapangan eksisting, transformasi reserves to production, percepat teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan tentunya eksplorasi yang masif untuk temukan cadangan besar," tuturnya.

Dalam upayanya mencapai net zero emisi, kata dia, pemerintah juga menyusun rencana phase out Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baik milik PLN dan non PLN. Berdasarkan kontrak maksimal 30 tahun digantikan EBT.

"PLTU masih bertambah hingga 2026 dari program 35 giga watt (GW), akan turun mulai 2031," ucapnya.

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Ayu mumpuni
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan