Pemerintah mengajak masyarakat beralih dari kompor liquefied petroleum gas (LPG) ke kompor induksi listrik. Peralihan ke kompor induksi ini diharapkan dapat mengurangi penggunaan energi berbasis impor.
Koordinator Harga Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ferry Triansyah menjelaskan, setiap tahun harga LPG meningkat. Di sisi lain, pemerintah berkewajiban mensubsidi harga LPG bagi masyarakat yang kurang mampu. Ini membuat besaran subsidi terus membengkak, seperti saat ini.
Kompor induksi, jelas Ferry, mampu mengurangi gap devisa negara dengan memanfaatkan penggunaan energi listrik yang tersedia dengan kapasitas cukup di Indonesia. Program kompor induksi ini sebagai salah satu upaya mewujudkan ketahanan energi nasional.
"Impor LPG kita itu kurang lebih 77%. Antisipasinya adalah bagaimana penggunaan energi dari gas LPG beralih ke energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi energi berbasis impor," ungkap Ferry pada acara talkshow di di Jakarta, Kamis (4/8).
Peralihan itu diharapkan terjadi di kota-kota besar, terutama Jakarta. Ferry menjelaskan, pemerintah bersama PT PLN (Persero) telah membuat pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi di Solo dan Bali pada masing-masing 1.000 keluarga penerima manfaat dengan daya golongan listrik 450 VA dan 900 VA.
"Masyarakat diberikan kompor induksi dan di-setting listriknya untuk menyesuaikan kebutuhan kompor induksi tanpa mengubah daya yang sebelumnya sudah kontrak dengan PLN," ujar Ferry.
Testimoni warga
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya menyambut rencana konversi kompor LPG ke kompor induksi yang dicanangkan pemerintah. Lewat pilot project yang dilakukan di Solo dan Bali, masyarakat penerima manfaat memberikan testimoni positif dan mendukung program ini.
"Pilot project di Kota Denpasar dan Solo menunjukan hasil memuaskan, testimoni semua positif, semua mendukung. Testimoni menyebutkan konversi ini lebih mudah, murah, nyaman, dan keren," ungkap General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan.
Khusus untuk keluarga penerima manfaat, menurut Doddy, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan kemampuan daya listriknya saat menggunakan kompor induksi. Sebab, mereka diberikan jalur khusus memasak di dapur sekitar 2.800 watt yang hanya dapat digunakan memasak dengan kompor induksi.
Peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) M. Indra Al Irsyad menjelaskan, negara lain telah terbiasa menggunakan kompor induksi listrik ini. Ia berharap penggunaan kompor induksi segera dapat diimplementasikan di Indonesia.
"Sebelumnya telah dilakukan studi di 13 negara mengenai penggunaan kompor induksi. Hasilnya, responden sepakat memasak menjadi lebih hemat, lebih cepat, lebih bersih, dan lebih nyaman," ujar Indra.