Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) mendorong pembangkit Cirebon Power unit II 1x1.000 megawatt (MW) segera beroperasi secara komersial. Pasalnya, pembangkit ini menjadi proyek strategis nasional (PSN) ketenagalistrikan 35.000 MW yang akan memasok listrik melalui sistem jaringan Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, M. Priharto Dwinugroho, menyampaikan, manajemen Cirebon Power sudah berkoordinasi tentang pendaftaran rencana mitigasi emisi. Artinya, pembangkit ini sudah memiliki rencana pemantauan (monitoring) emisi.
"Mereka sudah melakukan rencana untuk mengurangi emisi. Ini pembangkit batu bara (PLTU, red), tidak lepas dari rencana pengurangan emisi. Jadi, saya kira, kita harus dorong. Semoga bulan Mei ini sudah commercial operation date (COD) dan bisa berjalan dengan baik," ujarnya dalam keterangannya, ditulis Rabu (22/2).
Pembangkit Cirebon Power memiliki dua unit. Untik I menggunakan teknologi super critical, sedangkan pembangkit unit II mengadopsi teknologi ramah lingkungan, ultra supercritical (UST).
Teknologi UST diklaim meningkatkan efisiensi penggunaan batu bara hingga 40% sehingga emisi yang dihasilkan rendah. Pangkalnya, nitrogen oxide (Nox), sulphur dioxide (S02), dan total particulate (PM) di bawah standar yang ditentukan pemerintah. Ini sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 15 Tahun 2019.
Wakil Direktur Utama Cirebon Power, Joseph Pangalila, optimistis pembangkit Cirebon Power unit II berkontribusi memenuhi kebutuhan listrik nasional. Sebab, proses pembangunan telah memasuki tahap akhir.
"Sejak awal 2022 hingga awal 2023, kami sudah melalui tahapan-tahapan penting dalam proses pembangunan pembangkit unit II, seperti initial firing dan sinkronisasi unit. Di kuartal kedua tahun ini, kami optimis bisa menyelesaikan tahapan penting selanjutnya, termasuk performance test," paparnya.
Lebih lanjut, Joseph melaporkan, proses pembangunan pembangkit Cirebon Power unit II mencapai 44 juta jam kerja aman tanpa hilangnya waktu kerja akibat cedera. Total sekitar 6.000 tenaga kerja yang turut, beberapa di antaranya warga lokal.
Dia juga mengaku Cirebon Power tengah mengelola dan memantau lingkungan rutin sesuai dokumen amdal. Kemudian, melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan pembangkit.
"Kami berkomitmen tidak hanya menghasilkan listrik, tapi juga konsisten dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Kami berharap bisa terus berkontribusi dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Cirebon," ucapnya.