Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan masyarakat mendapatkan kompensasi akibat pemadaman listrik sejak Minggu (4/8).
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan semua yang terdampak gangguan pemadaman listrik akan mendapatkan kompensasi dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berupa pengurangan tarif listrik.
Kompensasi tersebut diberikan kepada seluruh pelanggan yang terdampak, bukan hanya kepada pelanggan yang melapor melalui call center saja.
“Kami sudah imbau PLN untuk segera menunjukkan tanggungjawabnya. Tidak cukup hanya dengan meminta maaf, kalau salah melayani dan kurang melayaninya ya harus mau menerima sanksi dalam bentuk kompensasi kepada masyarakat yang terdampak tanpa terkecuali,” kata Rida dalam keterangannya di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, Senin (5/8).
Menurutnya kompensasi ini diterapakn sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 27 Tahun 2017. Namun pemberian kompensasi pemadaman listrik kemarin diberikan kepada seluruh pelanggan terdampak, tidak hanya kepada pelanggan yang melakukan pengaduan saja.
“Kalau kompensasi saat ini tidak mampu mendorong PLN untuk lebih berbuat, ya kami akan sedikit perkeras. Ini sesuai dengan arahan Pak Menteri (Menteri ESDM Ignasius Jonan) untuk berikan peringatan kepada PLN untuk lebih tingkatkan lagi mutu pelayanannya kepada masyarakat,” jelasnya.
Rida menjelaskan, Kementerian ESDM sebagai regulator akan terus meninjau dan mengevaluasi kinerja PLN agar sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
“ESDM itu regulator, jadi kami hanya mengecek apakah mereka melakukan segala macam regulasi yang terkait khususnya mengenai Permen yang telah kami keluarkan, termasuk bagaimana tanggung jawab PLN kepada pelanggan yang terdampak nantinya berhak menerima kompensasi,” ujarnya.
Rida menegaskan untuk saat ini pihaknya tengah mengutus Tim Inspektur untuk datang melihat kondisi yang sebenarnya terjadi di Ungaran dan Pemalang, di mana nantinya mereka akan melaporkan secara utuh masalah yang sebenarnya terjadi.
“Kami kirim tim inspektur ke Gandul dan hari ini kita kirim inspektur ke Ungaran dan Pemalang untuk memastikan apakah penyebabnya sebenarnya. Lagi-lagi bukan untuk mencari siapa yang salah atau menyalahkan PLN tetapi untuk melakukan perbaikan ke depannya sepeti apa,” tegasnya.
Menurutnya PLN dalam menjalankan tugasnya itu berdasarkan SOP (standard operating procedure), sehingga mestinya PLN dapat memitigasi atau melokalisir agar kejadian kemarin tidak sampai meluas atau dampaknya dapat ditutup segera. Tetapi anehnya, yang terjadi justru sebaliknya terdapat 21 juta masyarakat yang terkena dampak ini.
“Anehnya kenapa ini tidak bekerja, seharusnya sistem itu bisa melokalisir sehingga tidak meluas ke mana-mana,” jelasnya.
Rida mengakui kejadian blackout kemarin disebabkan oleh beban listrik yang terlalu besar yang mengandalkan listrik dari Timur. Ditambah dengan kabel dari Jawa dan Bali yang hanya memiliki dua backbone secara pararel.
“Selama ini kabel Jawa-Bali itu pararel jadi kalau putus satu arah, ya mati. Seharusnya kan ada yang backup dari banyak arah atau model ring (bukan pararel), sementara selama ini Jawa bagian barat itu mengandalkan listrik dari timur karena pembangkitnya lebih banyak, sehingga nantinya kita akan kaji agar tidak ada lagi ketergantungan listrik dari timur, dan kabel backbone-nya kita buat tiga dengan model ring, itu akan kita masukkan sebagai rencana program jangka panjang” jelasnya.