Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memaparkan, realisasi investasi pada periode Januari-September 2021 mencapai Rp659,4 triliun atau 73,3% dari target investasi 2021 sebesar Rp900 triliun.
Selain itu, Bahlil mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi nasional tidak lagi didominasi oleh Pulau Jawa.
“Pertumbuhan ekonomi tidak lagi didominasi oleh Pulau Jawa. Dapat dilihat bahwa investasi yang sudah mampu realisasikan sebesar 73,3% atau setara dengan Rp659 triliun, itu di luar Jawa 51,7%. Sedangkan di Jawa 48,3% dengan keseimbangan antara Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp331,7 triliun atau 50,3% dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp327,7 triliun atau 49,7% itu hampir berimbang,” ujar Bahlil dalam acara BeritaSatu Economic Outlook 2022 secara virtual, Selasa (23/11).
Bahlil mengatakan di 2020, foreign direct investment dunia rata-rata turun 30%, sedangkan di Indonesia turunnya tidak lebih dari 7%. Kemudian PMDN Indonesia pada 2020 menjadi sumbangsih terbesar.
“Artinya kita mempunyai resources besar bagi pelaku usaha nasional, selama kita mampu melakukan kolaborasi komunikasi yang baik untuk saling membantu dalam rangka proses eksekusi persoalan-persoalan mereka ditingkat lapangan,” tuturnya.
Kemudian sepanjang Januari-September 2021, investasi telah menyerap sebanyak 912.402 tenaga kerja Indonesia.
“Sejak kuartal III-2020, konsisten realisasi investasi kita sudah banyak di luar Jawa. Ini menandakan bahwa pembangunan infrastruktur oleh pemerintahan Pak Jokowi-JK diperiode pertama itu betul-betul sekarang hasilnya sudah kita rasakan,” tuturnya.
Menurutnya tidak akan mungkin sebuah investasi masuk ke sebuah daerah, baik itu foreign direct investment maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kalau tidak memiliki syarat-syarat tertentu seperti Sumber Daya Alam (SDA) dan Infrastruktur.
Lebih lanjut, Bahlil menuturkan 10 besar negara yang masuk investasi di Indonesia antara lain Singapura US$7,3 miliar, Hongkong US$3,1 miliar, China US$2,3 miliar, Jepang US$1,8 miliar, Belanda US$1,5 miliar, Korea Selatan US$1,3 miliar, Amerika Serikat US$0,8 miliar, Malaysia US$0,7 miliar, Swiss US$0,5 miliar dan Bermuda US$0,3 miliar.
“Dalam 10 tahun terakhir tidak pernah Eropa masuk dalam lima besar negara tujuan investasi di Indonesia, dan bahkan Korea Selatan tergeser. Ini menunjukan bahwa bahwa kepercayaan dunia kepada Indonesia semakin hari semakin membaik,” tutupnya.