close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi
icon caption
ilustrasi
Bisnis
Kamis, 25 Januari 2018 17:50

Kerek pendapatan, Prodia tambah layanan tes pemeriksaan

Angka kematian akibat kanker paru di Indonesia adalah 20,5 per 100.000 orang. 
swipe

PT Prodia Widyahusada agresif menambah layanan untuk mengerek pendapatan. Perusahaan meluncurkan tes pemeriksaan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor Circulating Tumor DNA (EGFR ctDNA) atau tes untuk menentukan jenis obat yang tepat bagi
pengobatan kanker paru.

EGFR merupakan mutasi gen yang paling sering terjadi pada kanker paru, khususnya jenis kanker paru sel besar (adenokarsinoma) yang ditemukan paling banyak dengan persentase sekitar 40%-50%. 

Langkah ini bukannya tanpa alasan. Prodia mengincar tingginya kasus kanker paru di Indonesia. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang paling utama di dunia. Berdasarkan studi Global Burden of Disease Cancer Collaboration, pada tahun 2015 terdapat 17,5 juta kasus kanker di dunia yang menyebabkan 8,7 juta kematian. Sedangkan, prevelansi penyakit kanker nasional pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4% atau sekitar 340.000 orang.

Salah satu jenis kanker dengan jumlah penderita paling banyak adalah kanker paru. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025, jumlah penderita kanker paru akan naik hingga 78%. Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru adalah 20,5 per 100.000 orang. 

Di RSUP Persahabatan Jakarta, jumlah penderita kanker paru telah mengalami lonjakan hingga lima kali lipat dalam 15 tahun terakhir, yaitu dari 273 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1.355 jiwa pada tahun 2014.

“Hadirnya tes pemeriksaan khusus berupa mutasi EGFR ctDNA ini memberikan informasi yang akurat bagi dokter untuk memilih jenis obat yang tepat bagi pasien kanker paru, " ujar Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, Jakarta, Kamis (25/1).  Dia optimistis, inovasi tes pemeriksaan mutasi ini dapat berkontribusi dalam pengobatan kanker paru sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker paru.

Dalam tes ini, pasien dengan hasil deteksi positif adanya mutasi EGFR, akan memberikan respon terhadap obat dengan target Tirosin Kinase Inhibitor (TKI). Apabila tidak ada mutasi EGFR, maka pasien adenokarsinoma paru akan diberi obat jenis lain oleh dokter.

Dengan demikian, pasien tak akan mengalami kerugian finansial. Pasalnya, saat ini obat EGFR-TKI yang ada di Indonesia masih tergolong mahal sekitar belasan juta rupiah per pemakaian.

"Apabila pasien diterapi dengan EGFR-TKI
tanpa mengetahui status mutasinya, maka hal tersebut akan membuat pasien rugi. Sebab, pasien tanpa mutasi EGFR yang diberi EGFR-TKI tidak dapat merespon secara optimal obat tersebut,” kata Product Manager Prodia Trilis Yulianti.

Prodia cukup agresif meningkatkan pelayanannya. Perusahaan mengembangkan tes-tes pemeriksaan terbaru  dan melengkapi jenis tes serta panel pemeriksaan kesehatan.

Pada tahun 2017, Prodia tercatat telah meluncurkan beberapa tes pemeriksaan baru diantaranya ProSafe untuk mendeteksi risiko kehamilan bayi down syndrome, Warfarin Indivtest untuk menentukan dosis obat warfarin untuk mencegah terjadinya pembekuan darah, dan Telomere Analysis untuk memberikan informasi mengenai usia biologis manusia. Prodia juga telah menyediakan panel pemeriksaan khusus bernama Marathon Fit Panel bagi pecinta olahraga lari. Saat ini, Prodia merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang dapat melakukan pemeriksaan mutasi EGFR ctDNA.

img
Satriani Ari Wulan
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan