PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mengurangi jumlah belanja modal (capital expenditure/capex) mereka dari Rp1,4 triliun pada 2020 menjadi RP547 miliar. Pengurangan ini dilakukan sebagai strategi memperbaiki kinerja keuangan perseroan tahun ini.
Direktur Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan selain melakukan pemangkasan capex, perseroan juga akan mengurangi pinjaman berbunga secara bertahap, seiring dengan pemangkasan capex.
"Kami menargetkan jumlah pinjaman berbunga akan turun dari Rp8,26 triliun tahun 2019, menjadi Rp7,42 triliun," kata Verdi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (21/4).
Selain itu, Verdi mengatakan emiten berkode KAEF ini akan memotong anggaran beban usaha tahun ini. Anggaran tersebut yang tadinya sejumlah Rp3,76 triliun, dipangkas menjadi Rp3,55 triliun.
Selain melakukan efisiensi anggaran tersebut, strategi lain yang akan dilakukan KAEF adalah dengan optimalisasi operasional dengan memaksimalkan hasil investasi sepanjang 2017-2019. Perseroan juga akan berfokus mengkonsolidasikan fasilitas produksi mereka.
Sementara, dari sisi pengembangan produk, Kimia Farma akan mengembangkan produk jenis baru seperti obat herbal, multivitamin, kosmetik, dan memperluas jenis bahan baku.
Strategi lain yang akan dilakukan Kimia Farma adalah dengan berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, Pemda, holding farmasi, untuk menangani Covid-19 dalam bidang logistik obat, alat kesehatan dan layanan kesehatan. Sehingga, target pendapatan perseroan sebesar Rp11,7 triliun tahun 2020 bisa tercapai.