KKN di Desa Penari menjadi salah satu film yang laku keras di tahun ini. Salah satu film besutan emiten rumah produksi PT MD Pictures Tbk. (FILM) itu telah mencetak 9 juta penonton, sekaligus mendapuknya menjadi film Indonesia paling laris sepanjang masa, melewati Warkop DKI Reborn.
Kesuksesan KKN di Desa Penari itu diyakini bakal mendorong pendapatan cinema emiten dengan kode saham FILM tersebut. Equity Research Analyst PT Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan mengatakan raihan ini berpotensi mengerek pendapatan segmen cinema di kuartal II-2022 menjadi Rp43 miliar atau naik 3,478% secara tahunan atau year on year (yoy) dan 10% secara quarter on quarter (qoq).
"Dengan kesuksesan FILM dalam mencetak blockbuster yang konsisten di 2022 ini, kami mengubah proyeksi pendapatan cinema di akhir 2022 menjadi Rp210 miliar atau naik 161%, namun proyeksi segmen digital turun menjadi Rp254 miliar atau minus 15% akibat dari fokus FILM untuk menguatkan aspek kompetitifnya di segmen cinema," tulis Farras dalam risetnya, dikutip Sabtu (11/6).
Di sisi lain, FILM juga akan melakukan penawaran umum terbatas saham atau rights issue di tahun ini dengan rencana penerbitan 1,9 miliar lembar saham. Farras menghitung, apabila diasumsikan menggunakan harga Rp1.300 per lembar, maka FILM berpotensi mendapatkan dana sebanyak Rp2,4 triliun yang dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut channel distribusi FILM.
"Kami melihat FILM dapat mencetak pendapatan tahun ini sebesar Rp496 miliar atau naik 94% (yoy) dengan EBITDA (laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp392 miliar atau naik 97% (yoy) serta laba bersih sebesar Rp138 miliar, setara dengan kenaikan 310% EPS (laba per saham) growth," ujarnya.
FILM mencatat pertumbuhan kinerja pada kuartal I-2022 menjadi Rp62 miliar. Peningkatan salah satunya didorong oleh pencapaian dua dari tiga film MD Pictures yang meraih predikat blockbuster dengan akumulasi total penonton pada kuartal I-2022 sebanyak 4,2 juta.
"Kami melihat serangkaian katalis ini menjadi hal positif bagi FILM ke depan," ujarnya.
Farras merekomendasi beli untuk FILM dengan target harga (TP) Rp2.000 per saham. Kendati demikian, dia menyebut ada risiko utama yaitu turunnya permintaan konten.