Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) guna merealisasikan target Indonesia bebas sampah plastik di laut hingga 70% pada 2025. Kegiatan telah digelar di 14 lokasi, yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Serang, Cirebon, Bali, Balikpapan, Manado, Kendari, Sorong, Marauke, Kabupatan Kubu Raya, dan Kabupaten Cilacap.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan, Gernas BCL digelar pada saat musim tangkap. Kegiatan ini berlangsung selama sebulan penuh dengan meminta para nelayan setop menangkap ikan dan mengambil sampah plastik di laut.
Dia mengakui, Gernas BCL bakal menganggu aktivitas nelayan karena bergantung dengan ikan hasil tangkapan. Oleh karena itu, KKP akan memberikan kompensasi berupa sampah yang dikumpulkan akan dikonversi sesuai harga ikan.
"Kita berikan kompensasi yang sama ketika mereka menangkap ikan, dan kemudian sekarang menangkap sampah plastik di laut dengan harga yang sama per kilonya dengan ikan yang sama saat di tangkap," ujar, Selasa (4/10).
Meskipun kebijakan ini tidak dapat menyelesaikan masalah pencemaran laut, menurut Trenggono, ada pesan moral di balik Gernas BCL. Yakni, mendorong semua orang tidak membuang sampah plastik di laut.
"Kegiatan ini sangat sederhana sebetulnya. Pertanyaannya, adalah apakah setiap dalam satu musim penangkapan, dalam satu bulan menangkap sampah, apa kemudian itu bisa menyelesaikan masalah? Saya kira, tidak," tuturnya.
"Paling tidak ada penyadaran, baik para pelaku yang ada di laut dan juga kepada masyarakat di seluruh dunia. Karena ini akan kita sampaikan kepada publik dunia melalui temen-temen semua, sosial media, dan lain-lain," tandasnya.