Nelayan kecil diharapkan terorganisasi, terdidik, dan mendiri agar kuat. Karenanya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) akan terus melakukan upaya-upaya pengutan dan pengorganisasian nelayan kecil, termasuk di Jawa Tengah (Jateng).
"Nelayan kecil harus berorganisasi agar menjadi kuat. Tak ada yang salah menjadi kecil dan tradisional dalam lanskap perikanan Indonesia kecuali soal skala ekonominya yang teramat kecil. Kurang lebih itu arahan dari ketua umum," kata Biro Penguatan Anggota KNTI, Hendra Wiguna, dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/6).
Dalam Peringatan Hari Laut Sedunia, baru-baru ini, sambung dia, ketua umum KNTI juga mengingatkan peran penting laut bagi kehidupan. Menjaga suhu dan iklim, pusat kebudayaan dan peradaban bangsa, sumber pangan, sentra ekonomi, serta jalur perdagangan, misalnya.
"Kualitas hidup kita sangat bergantung dengan seberapa baik kita mengelola dan memperlakukan lautan," jelasnya.
Nelayan, lanjut Hendra, dekat dan sering bersentuhan dengan laut. Keduanya bak sepasang kekasih. Dengan demikian, penting untuk memastikan kesejahteraan nelayan kecil agar laut ikut terjaga.
"KNTI di Jawa Tengah sudah berinistaif luar biasa untuk kesejahteraan nelayan, salah satunya hal-hal yang dikerjakan oleh KNTI di Pekalongan. Agenda bulan Juni ini, KNTI di Jateng akan menggelar musyawarah wilayah, harapannya KNTI di Jateng bisa menjadi pelopor kebangkitan Nelayan Kecil," urainya.
Ketua DPD KNTI Kota Pekalongan, Taufiq Qurrahman, menambahkan, pihaknya sudah melakukan survei dan hasilnya segera dipublikasikan. Tujuannya, menjadi masukan bagi pemangku kebijakan.
Dengan melakukan survei, dia berpendapat, dapat diketahui pasti keluhan nelayan serta sejauh mana pelaksanaan program-program pemerintah. Dicontohkannya dengan BBM bersubsidi.
"Nelayan kecil memiliki hak atas BBM bersubsidi yang merupakan program pemerintah pusat. Meski demikian, nelayan kecil masih sulit mengaksesnya karena banyak hal. Salah satu yang diusulkan nelayan adalah adanya penambahan SPBN yang dekat dengan lokasi TPI sehingga nelayan tidak perlu jauh ke SPBN dikarenakan jarak SPBN yaitu 7-10 km yang harus ditempuh selama 30 menit," paparnya.
Survei tersebut dinilai membantu nelayan dan pemerintah. “KNTI di Pekalongan ini cukup membantu karena dapat melakukan pendataan secara detail dan langsung turun kelapangan untuk mencari tahu masalah," jelas Ketua TPI Wonokerto, Andy Setiawan.