Lesunya pasar industri otomotif sepanjang tahun 2019 turut memengaruhi penurunan penjualan PT Astra Daihatsu Motor (ADM), anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII).
Hingga Oktober 2019, Daihatsu mencatatkan penurunan penjualan hingga 10,7% secara year-to-date (ytd). Penurunan tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata industri yang terkoreksi 11,7% ytd.
Corporate Planning and Communication Division Head Daihatsu Elvina Afny, mengatakan penurunan penjualan Daihatsu tersebut ditekan oleh penjualan mobil komersial seperti pick up.
"Penjualan mobil komersial memang turun. Karena memang ada penurunan di sektor komoditas, maka itu ikut memengaruhi penjualan juga," kata Elvina di Menara Astra, Jakarta, Senin (18/11).
Elvina melanjutkan, rata-rata penjualan mobil komersial di industri memang mengalami koreksi sebesar 14,3% secara ytd. Koreksi penjualan mobil komersial ini lebih tinggi dibandingkan dengan koreksi penjualan mobil penumpang secara industri sebesar 10,9% secara ytd.
Meskipun mengalami penurunan penjualan, Elvina mengatakan Daihatsu akan tetap menargetkan pangsa pasar sebesar 17% hingga akhir tahun ini. Hingga Oktober 2019, Daihatsu masih mencatatkan market share sebesar 17,7%.
Dengan lesunya penjualan di mobil komersial ini, Daihatsu pun mengandalkan penjualan mobil penumpang yang berkolaborasi dengan Toyota, yaitu Toyota Rush.
Elvina mengatakan, hingga saat ini Toyota maupun Daihatsu telah melakukan ekspor ke 69 negara. Terbaru adalah ke negara tetangga Papua Nugini.
Untuk ekspor Toyota Rush, Elvina mengatakan pihaknya membuka beberapa negara untuk destinasi ekspor baru seperti Filipina. Secara ytd hingga Oktober 2019, ekspor produk Daihatsu keseluruhan telah mencapai 104.000 unit.
"Target kami untuk ekspor tahun ini lebih dari 104.000 unit. Ekspor ini lebih moncer karena ada permintaan yang besar untuk Toyota Rush di beberapa negara ekspor baru," tutur Elvina.