close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Konglomerat terkaya ke-11 di Indonesia, Prajogo Pangestu, mendirikan pabrik karet dengan investasi senilai Rp6 triliun. / (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id)
icon caption
Konglomerat terkaya ke-11 di Indonesia, Prajogo Pangestu, mendirikan pabrik karet dengan investasi senilai Rp6 triliun. / (Foto: Eka Setiyaningsih/Alinea.id)
Bisnis
Jumat, 30 November 2018 07:21

Konglomerat Prajogo Pangestu bikin pabrik Rp6 triliun

Konglomerat terkaya ke-11 di Indonesia, Prajogo Pangestu, mendirikan pabrik karet dengan investasi senilai Rp6 triliun.
swipe

Konglomerat terkaya ke-11 di Indonesia, Prajogo Pangestu, mendirikan pabrik karet dengan investasi senilai Rp6 triliun.

Prajogo merupakan pemilik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Konglomerat ini memiliki lini bisnis petrokimia.

Kini, dia mendirikan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) yang baru saja meresmikan pabrik barunya di Cilegon. Perusahaan ini didirikan secara patungan dengan lini bisnis produsen karet sintetis.

Manajemen mengungkapkan hasil produksi dari pabrik ini tak hanya domestik melainkan juga membidik pasar ekspor. Rencananya, SRI akan mengekspor hasil produksi pabrik barunya ini ke Eropa dan Amerika.

"Kami kira produk ini akan diekspor ke seluruh dunia tapi khususnya untuk pabrik kami yang ada di tempat lain yaitu China dan Thailand. Utamanya, ke pabrik kami di seluruh Eropa, produk akan dikirim ke Perancis, Jerman, Spanyol dan sedikit ke Amerika," ujar Senior Vice President Merger and Acquisition Michelin Group Luc Minguet di Cilegon, Kamis (29/11).

Presiden Direktur PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) Bradley Karas mengungkapkan, kapasitas produksi pabrik ini mencapai 120.000 per tahun. Produksi awal sudah dimulai sejak agustus lalu dan sudah menghasilkan 8.000 ton. 

"Sisanya baru tahun depan. Untuk mencapai kapasitas membutuhkan waktu," kata Bradley.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato menyebut pabrik ini merupakan salah satu pabrik yang mendapat fasilitas tax holiday. Artinya, fasilitas tax holiday memang membawa investasi dan diharapkan mendapat devisa dari ekspor.

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Suryandi menjelaskan tax holiday membantu dari sisi keuangan karena pajak yang perlu dibayarkan jadi lebih rendah. 

"Ini beri landasan memadai untuk perusahaan maju lagi. Lima tahun tax holiday dan dua tahunnya lebih rendah 50%," kata Suryandi.

Sebagai informasi, PT Synthetic Rubber Indonesia merupakan produsen karet sintetis pertama di Indonesia yang memproduksi Polybutadiene Rubber dan Solution Styrene Butadiene Rubber.

SRI merupakan perusahaan gabungan (joint venture) hasil kerja sama Michelin dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang didirikan pada 17 Juni 2013 lalu dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 55% dan 45%. 

Nilai investasi dari hasil kerja sama tersebut mencapai US$435 juta. SRI menerima insentif tax holiday dari Pemerintah Indonesia.

Kehadiran SRI akan memperkuat sektor manufaktur dengan menghasilkan produk-produk bernilai tambah, menggabungkan bahan baku Chandra Asri dan teknologi Michelin dengan mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang digunakan sebagai komponen utama untuk menghasilkan ban ramah lingkungan. 

"Kami sangat senang memiliki kemitraan dengan Chandra Asri. Kami pilih mereka karena sukses di Indonesia. Kami sepenuhnya percaya bahwa mobilitas adalah sumber pertumbuhan manusia," ujar Luc.

Selanjutnya, Vice President Materials Manufacturing Operations PT SRI Didier Gaidon mengatakan, tentunya dalam memilih mitra kerja harus sama unggulnya.

"Saya kira juga dalam kemitraan ini, sudah rekanan kerja sama unggul. Teknologi tinggi dengan kelas tinggi yang butuh kompetensi tinggi. Kami percaya, ada nilai yg bisa ditingkatkan," pungkas Didier.

 
img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan