close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pengendara mengisi BBM kendaraannya dengan Pertalite di sebuah SPBU. Foto Antara/Olha Mulalinda
icon caption
Ilustrasi pengendara mengisi BBM kendaraannya dengan Pertalite di sebuah SPBU. Foto Antara/Olha Mulalinda
Bisnis
Jumat, 01 April 2022 11:24

Konsumen Pertamax diprediksi migrasi ke Pertalite pada awal kenaikan

PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.500 per liter.
swipe

PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax (RON 92) menjadi Rp12.500 per liter atau naik Rp3.500 dari harga awal Rp 9.000 per liter.  

Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, memprediksi akan terjadi migrasi konsumen ke BBM Pertalite (RON 90) dari Pertamax. Namun, hanya berlangsung pada awal kenaikan.

"Migrasi ke Pertalite, saya perkirakan di antara 20-25% saja. Itupun akan terjadi di awal-awal kenaikan," ungkapnya kepada Alinea.id, Jumat (1/4).

Setelah itu, menurutnya, masyarakat akan kembali ke pola konsumsi dengan kembali menggunakan Pertamax. Pengguna Pertamax, menurutnya, segmented, golongan menengah ke atas.

Mereka paham akan pentingnya dan manfaat dari menggunakan bahan bakar dengan RON tinggi. Selain itu, kenaikan ini juga masih bersaing.

"Dan lebih murah dibandingkan dengan SPBU swasta dan harganya juga sebenernya swasta sudah berada di angka tersebut," jelasnya.

Lebih lanjut, Mamit mengapresiasi langkah Pertamina yang menaikkan harga Pertamax di bawah keekonomian. Dia menyebut,
kenaikan jangan sampai menyentuh faktor psikologis konsumen, di atas Rp 15.000 per liter.

"Dengan kenaikan menjadi Rp12.500, saya kira, tidak akan mendorong migrasi secara besar-besaran ke Pertalite," tuturnya.

Terpisah, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Irto Ginting, mengatakan, harga Pertamax tetap lebih kompetitif di pasar dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya.

"Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," ungkapnya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (1/4).

Menurutnya, kenaikan harga ini masih jauh di bawah nilai keekonomian. Sebagaimana disampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), keekonomian Pertamax ada di posisi Rp16.000 per liter pada April 2022.

Sehingga, kata Irto, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. "Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat." 

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan