close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Perusahaan asal Korea Selatan LG Chemical akan membangun pabrik baterai di Indonesia dengan investasi sebesar US$2,3 miliar. / Kementerian Perindustrian
icon caption
Perusahaan asal Korea Selatan LG Chemical akan membangun pabrik baterai di Indonesia dengan investasi sebesar US$2,3 miliar. / Kementerian Perindustrian
Bisnis
Jumat, 22 November 2019 17:05

Korea Selatan investasi US$2,3 miliar lewat industri baterai

Perusahaan asal Korea Selatan LG Chemical akan membangun pabrik baterai di Indonesia.
swipe

Perusahaan asal Korea Selatan LG Chemical akan membangun pabrik baterai di Indonesia dengan investasi sebesar US$2,3 miliar. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Indonesia menjadi salah satu tujuan utaman LG Chemical untuk berinvestasi di negara-negara ASEAN.

“Salah satu perusahaan dari Korsel, yakni LG Chemical, telah menyampaikan minatnya untuk berinvestasi membangun pabrik baterai terintegrasi di Indonesia, yang meliputi pabrik baterai sel, baterai modul, hingga fasilitas daur ulang baterai,” Kata Agus dalam keterangan resmi kepada Alinea.id di Jakarta, Jumat (22/11).

Komitmen investasi ini dicetuskan saat Agus bersama jajaran melakukan one on one meeting dengan direksi LG Chemical. Menurut Agus, LG Chemical sudah melakukan kajian-kajian awal agar investasinya di Indonesia dapat sukses dan sesuai rencana. 

Korporasi raksasa asal Negeri Ginseng itu juga menyampaikan keinginannya untuk melakukan studi terkait penggunaan baterai listrik pada sepeda motor dalam mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

“LG berniat untuk melakukan penelitian dan mendukung studi, melakukan kajian-kajian untuk kendaraan, terutama sepeda motor listrik,” paparnya.

Agus pun mengungkapkan, pihaknya menyambut baik rencana LG tersebut dan menyarankan untuk memilih Surabaya, Jawa Timur sebagai wilayah yang akan diuji coba dengan penggunakan motor berbaterai besutan LG Chemical.

“Surabaya sangat ingin untuk mendukung lingkungan yang sehat. Ini merupakan satu kesatuan yang diharapkan sesuai dengan harapan LG dan Indonesia, yang sama-sama saling menguntungkan,” ujarnya.

Substitusi Impor

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan Kementerian Perindustrian juga terus berupaya melakukan penjajakan peluang investasi sektor industri dari perusahaan-perusahan termuka di Korsel yang belum memiliki kegiatan produksi di Indonesia. Terutama yang berkaitan dengan substitusi produk impor. Salah satu yang telah dijajaki adalah SK Group. 

“SK Group sangat antusias berinvestasi di Tanah Air, pada sektor industri. Mereka akan mengirimkan timnya untuk fokus menentukan industri mana yang akan mereka pilih dan mencari mitra di dalam negeri untuk bekerja sama membangun industri,” tuturnya.

Agus berharap, SK Group bisa mengembangkan industri petrokimia di Indonesia Tanah Air. Hal ini bertujuan agar menekan impor produk petrokimia yang dibutuhkan untuk bahan baku industri di dalam negeri. 

“Untuk itu, mereka sedang mempelajari kemungkinan untuk menanamkan modalnya di tanah air,” terangnya.

Saat ini, SK Group bergerak pada tiga kelompok bisnis, yakni energi dan kimia (45%), komunikasi dan teknologi informasi(ICT) dan semi konduktor (37%), serta jasa dan logistik (18%).

“Kami mengejar investasi sektor petrokimia sebagai upaya mensubstitusi produk impor untuk kebutuhan dalam negeri,” ujarnya. 

Hampir 6 juta ton kebutuhan bahan baku petrokimia diserap pasar dalam negeri, sementara pasokan produksi dari domestik hanya sanggup memenuhi 2 juta ton.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan