Komisi Pengawas Parsaingan Usaha (KPPU) menyampaikan, pihaknya melalui kantor wilayah melakukan pemantauan dan kajian ke lapangan dalam beberapa minggu terakhir mengenai harga komoditas pangan di awal Ramadan.
Komisioner KPPU Guntur Saragih mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan agar jangan sampai terjadi pelanggaran persaingan usaha, karena mulai meningkatnya permintaan di 2021.
"KPPU menganggap jangan sampai ada penambahan biaya, khususnya dalam hal pangan. Makanya kami dari awal puasa ini sudah menyiapkan, melakukan pemeriksaan (harga) di lapangan," kata Guntur dalam konferensi pers KPPU, Jumat (16/4).
Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto menuturkan, dari pemantauan di lapangan, beberapa komoditas seperti daging sapi, daging ayam, dan cabai mengalami gejolak.
Taufik menjelaskan, di kantor wilayah I KPPU, yaitu di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau, harga komoditas daging sapi, cabai, dan bawang mengalami kenaikan mendekati 16%.
Kemudian, di kanwil II, yaitu Lampung, Sumatra Selatan, dan Kepulauan Riau, harga komoditas relatif stabil. Meski demikian, terjadi gejolak kenaikan harga untuk cabai, daging ayam, dan telur ayam.
Untuk kanwil III yang meliputi Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, kenaikan 10% hingga 15% terjadi di komoditas daging ayam, telur ayam, dan daging sapi. Kemudian di kanwil IV yang meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, terjadi kenaikan mendekati 30% terhadap komoditas daging ayam potong.
Lalu kanwil V di Pulau Kalimantan, harga komoditas relatif stabil, kecuali cabai segala jenis yang naik mendekati 20%. Sedangkan untuk kanwil VI di wilayah Pulau Sulawesi, Maluku dan Pulau Papua, kenaikan signifikan terjadi di komoditas bawang merah, daging ayam, dan telur ayam sebesar 11%-25%.
"Beberapa faktor penyebab kenaikan harga, untuk cabai, faktor cuaca, dan terkait masa panen. Kemudian faktor kendala pasokan terkait logistik, hambatan masuk ke pasar karena masalah banjir, cuaca, dan faktor jalur distribusi yang panjang dan berjenjang," ujar Taufik.
Menurut Taufik, faktor distribusi yang panjang cenderung mengakibatkan gejolak harga yang tidak simetris, seperti untuk komoditas cabai yang stabil di petani, tetapi naik di konsumen. Sementara untuk komoditas telur dan daging ayam tercatat harga turun di peternak, tetapi, naik di konsumen.