PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pembangunan pabrik dengan PT Lotte Chemical Indonesia (LCI).
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan dengan perjanjian ini, Lotte Chemical Indonesia akan membangun pabrik di atas lahan seluas 60 hektare (ha) milik PT Krakatau Steel.
"Kami sudah bicara, tapi belum berupa perjanjian kalau ke depan akan ada kerja sama lain lagi soal industri air, supply baja, dan kita bicara potensi yang bisa mengoptimalkan peran kita untuk logistik," ujar Silmy di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta, Jumat (13/12).
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan investasi yang dilakukan Lotte Chemical Indonesia hari ini telah mangkrak selama tiga tahun akibat masalah lahan dan perizinan.
"Persoalan tanah ini, Lotte mendirikan industrinya di atas Hak Pengelolaan (HPL) Krakatau Steel dan sudah terselesaikan masalahnya," ujar Bahlil dalam kesempatan yang sama.
Bahlil melanjutkan ada banyak mafia tanah yang harus dihadapi BKPM untuk melakukan pembebasan lahan. Dalam pembebasan lahan ini, Bahlil mengatakan selama ini BKPM didampingi Kejaksaan Agung dalam masalah pembebasan lahan.
Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan Lotte akan menggelontorkan investasi sebesar US$4,2 miliar di Indonesia hingga 2023. Pada tahap pertama di awal 2020, Lotte akan mulai berinvestasi sebesar US$850 juta. Pabrik di Cilegon ini akan mulai produksi pada 2023.
Pemerintah membidik investasi dari Jepang dan Korea Selatan (Korsel) di sektor manufaktur sebesar US$5 miliar. Hal itu diungkapkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan ke Tokyo, Jepang, pada November lalu.
Angka itu di antaranya berasal dari rencana investasi Lotte Chemical sebesar US$3,5 miliar untuk membangun pabrik baru petrokimia di Cilegon, Banten. Selain itu, sekitar US$200 juta dari Nippon Shokubai yang berniat membangun pabrik baru dan perluasan pabrik acrylic acid.