Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan kredit bermasalah atau NPL perbankan Indonesia perlu diwaspadai. NPL disebut terancam meningkat di sisa tahun ini.
Menurut Andry, NPL perbankan Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Hingga kuartal I-2020, NPL mencapai 2,79% atau lebih tinggi ketimbang NPL Filipina yang sebesar 2,2%, Vietnam sebesar 1,63%, atau Malaysia yang hanya 1,57%. K
“Dari sisi perbankan domestik, kami melihat ada kemungkinan NPL meningkat. Dibandingkan negara lain, NPL kita tertinggi di bawah Thailand yang 2,99%,” tuturnya, dalam Economic Outlook Bank Mandiri, dari Jakarta, Rabu (17/6).
Kendati demikian, permodalan perbankan Indonesia masih berada dalam kondisi baik di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai angka 22,33%. Menurut Andry, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) menyebut kondisi permodalan perbankan nasional merupakan yang tertinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
“Dari sisi CAR, kita masih yang terkuat di Asia Tenggara pada level 22,33%, meskipun angka NPL kita terjadi kenaikan,” katanya
Berdasarkan data tersebut, CAR Malaysia tercatat berada di angka 18,4%, Thailand di angka 19,14%, dan Filipina sebesar 12,85%. Adapun data dari negara emerging market lainnya di luar kawasan, yaitu India dengan CAR di level 15,10%.
Menurutnya, perkembangan dan kesigapan berbagai negara menangani pandemi Covid-19 akan memberi dampak pada kinerja bisnis perbankan, maupun perekonomian secara umum. Dia yakin, penanganan Covid-19 di Indonesia segera dilakukan agar tidak terjadi gelombang kedua dan tidak ada lagi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara masif.