close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Salah satu toko KFC/Pixabay
icon caption
Salah satu toko KFC/Pixabay
Bisnis
Senin, 26 Februari 2018 16:10

Krisis KFC bukti dunia hadapi persoalan besar soal pangan

Memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lain bukan perkara murah. Makanya harga bahan baku makanan menjadi kerap fluktuatif.
swipe

Iklan permohonan maaf KFC pada akhir pekan lalu di sebuah surat kabar Inggris telah membetot perhatian masyarakat dunia. Lewat iklan tersebut, KFC menyadari masyarakat Inggris penikmat ayam tersiksa karena tidak dapat menyantap ayam gorengnya. Sedikit nyeleneh, KFC bahkan menulis kata 'FCK' dalam ilustrasi keranjang ayam yang menjadi tempat ayam KFC. Tidak jelas apa artinya, tapi KFC sadar bahwa segala keriuhan yang dibuat para pelanggannya, menganggu dan dinilai menyebalkan banyak pihak. 

Apa yang terjadi di Inggris menjadi gambaran bahwa dunia saat ini memiliki masalah besar dengan makanan. Bayangkan apabila hal tersebut terjadi di Indonesia, aneka lauk berupa ayam tidak lagi tersaji di meja makan, tentu akan menjadi masalah besar. Beruntung saat ini yang dialami di Indonesia hanya persoalan harga. 

Sebelum dan setelah perayaan imlek, harga ayam potong sempat menyentuh di Rp 36.000 per kilogram (kg). Harga lebih tinggi dari harga normal Rp 31.000 per kg. Mahalnya harga ayam ini tentu bisa ditebak, persedian yang tipis namun permintaan tinggi. Masalah klasik yang belum jua bisa ditangani oleh sejumlah otoritas. Sum, seorang pedagang di Pasar Mardika Ambon mengatakan bahwa harga daging ayam broiler beku yang dipasok dari Surabaya terus naik. Jika harga biasanya Rp 32.000 per kg, kini mencapai Rp 38.000 per kg hingga Rp 39.000 per kg.  

Hingga saat ini, belum ada solusi dari pemerintah dalam upaya menstabilkan harga ayam. Semua diserahkan pada pasar, saatnya nanti harga berangsur-angsur membaik. 

Selain masalah stok, masalah lain adalah distribusi. Memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lain bukanlah perkara murah. Makanya masalah harga bahan baku makanan yang kerap fluktuatif khususnya daging sulit untuk diatasi. Misalnya, persoalan demografi, jenis lahan, kesulitan transportasi dan wilayah-wilayah tertentu dengan konsumsi tinggi menjadi persoalan dalam mendapatkan bahan baku dengan harta terjangkau. 

Pada masa lalu, para industriawan dan pemilik modal unggas lebih suka membangun pabrik di wilayah Jabodetabek dengan alasan lebih dekat dengan wilayah konsumsi. Plus, dekat dengan pelabuhan laut serta udara sebagai basis untuk mendatangkan bahan-bahan baku impor. Kesalahan memilih lokasi Jabodetabek memunculkan masalah lain karena tidak meratanya kebutuhan akan daging ayam di setiap rumah tangga. Walhasil, jamak terjadi harga ayam yang berbeda di satu daerah dengan daerah lain. Plus, daerah yang mengalami kekurangan. 

Masalah inilah yang juga diakui oleh KFC, bahwa kosongnya ayam di restorannya karena persoalan distribusi. KFC rupanya selama ini hanya mengandalkan gudang tunggal untuk mengoperasikan rantai pasokan makannya. Makanya saat bermasalah, rantai pasokan makanan bisa kacau. Jika KFC tidak segera menanganinya, raksasa restoran ayam ini akan kesulitan membangun kembali kepercayaan dengan basis pelanggan. 

The Moral of Story 

Kurangnya keanekaragaman hayati serta pemborosan akan makanan yang berlebihan menyumbang persoalan atas stok makanan. Apabila tidak dapat ditangani dengan baik, bukan tidak mungkin ramalan PBB bahwa pada tahun 2050 dunia akan mencapai titik kritis dalam krisis pangan.  

Pemborosan makanan harus menjadi perhatian besar. Sebab negara paling maju secara ekonomi pun kerap melakukan pemborosan makanan dengan melimpahnya sampah makanan. Sebelumnya, PBB telah menyerukan agar setiap orang dapat mengurangi sisa makanan yang disantapnya. 

Mengubah perilaku konsumen menjadi bagian perubahan yang sistemik, bayangkan apabila satu rumah tangga tidak memiliki sampah sisa makanan. Tentu, ini sangat membantu stok makanan dunia. Peran pendidikan sejak dini terkait bagaimana cara membeli makanan baik di toko dan restoran juga harus menjadi perhatian. 

Peristiwa KFC menjadi gambaran bahwa urusan perut memang tidak bisa ditunda. Stabilitas pangan baik berupa stok atau harga amat dibutuhkan oleh sejumlah pihak. Memang krisis ayam hanya terjadi di KFC, sebab pesaingnya seperti Burger King atau McDonald's masih dilaporkan baik-baik saja dalam melayani pelanggan mereka yang mencari ayam. Professor of supply chain management di Cranfield School of Management Richard Wilding mengatakan perlu disadari bahwa saat ini persoalan ini bukan lagi persaingan antar perusahaan, tapi soal rantai pasokan yang menjadi bagian dari mereka. 

img
Mona Tobing
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan