Dampak pandemi telah menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal I-2020, laju perekonomian hanya mampu tumbuh 2,97%, sedangkan pada kuartal II-2020 terpuruk lebih dalam hingga terkontraksi 5,32%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, meski pandemi Covid-19 terus menggerogoti kinerja perekonomian nasional dan memunculkan kewaspadaan, namun stabilitas sistem keuangan tetap terjaga normal.
"Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melihat, stabilitas sistem keuangan pada triwulan II-2020 yaitu, periode April-Mei dan Juni dalam kondisi normal, meskipun kewaspadaan terus ditingkatkan," katanya dalam video conference, Rabu (5/8).
Tingkat sebaran Covid-19 yang masih tinggi dan belum diketahuinya kapan pandemi akan berakhir sering dengan belum ditemukannya vaksin, membuat kewaspadaan terus meningkat.
Dampak pandemi sangat terasa pada perekonomian dan telah membuat sejumlah negara jatuh pada jurang resesi. Ketidakpastian terus meningkat, sejumlah lembaga internasional berkali-kali mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk perekonomian global.
"Untuk IMF mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi pada tingkat -4,9%. Bank Dunia juga melakukan koreksi menjadi -5,2% untuk 2020. Sedangkan OECD memberikan rentang -7,6% dan -6% yang ini lebih diakibatkan oleh adanya ketidakpastian apakah akan ada second wave terhadap pandemi," ujarnya.
Namun demikian, dia mengatakan, pihaknya bersama dengan KSSK akan terus memantau perkembangan yang terjadi, baik di tingkatan global dan maupun lokal untuk dapat mengantisipasi setiap gejolak yang terjadi dengan bauran kebijakan yang tepat.
"Kami terus melakukan dalam forum KSSK, selain melihat dan menganalisa data yang ada, kami terus memformulasikan dan mendesain kebijakan untuk meminimalkan dampak negatif dari Covid-19 terhadap kegiatan ekonomi dan sektor keuangan," ucapnya.