Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja sektor industri pengolahan pada Kuartal I 2022 terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi.
Kondisi ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 51,77%, lebih tinggi dari 50,17% pada triwulan IV 2021, dan berada dalam fase ekspansi (indeks > 50).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume total pesanan, volume produksi, dan volume persediaan barang jadi.
"Berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor kertas dan barang cetakan (56,36%), sub sektor makanan, minuman dan tembakau (53,47%), serta subsektor tekstil, barang kulit & alas kaki (53,29%)," ungkapnya dalam keterangan resminya, Kamis (14/5).
Menurutnya perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan sektor Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang positif dan meningkat dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 0,84%.
Lebih lanjut dia mengatakan, peningkatan kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan berlanjut pada Kuartal II 2022. PMI-BI Kuartal II 2022 diprakirakan meningkat lebih tinggi menjadi sebesar 56,06%.
"Peningkatan PMI-BI didorong seluruh komponen pembentuknya terutama volume produksi, diikuti volume total pesanan, volume persediaan barang jadi, dan jumlah karyawan," ucapnya.
Erwin menjelaskan mayoritas subsektor diperkirakan meningkat, dengan indeks tertinggi pada subsektor makanan, minuman dan tembakau (58,46%), sub sektor kertas dan barang cetakan (56,70%), serta subsektor tekstil, barang kulit & alas kaki (56,29%).