Terus melonjaknya nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dipastikan bakal mempengaruhi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pelemaham nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan berpengaruh pada anggaran subsidi, terutama untuk BBM dan listrik.
Ditemui di Jakarta, Selasa malam (5/8), Sri Mulyani akan berkomunikasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno untuk membahas hal tersebut sekaligus memantau kondisi neraca PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
Perhatian terutama diberikan kepada kinerja Pertamina, lanjut Menkeu, sehingga pemerintah akan membuat kebijakan yang menjaga kondisi keuangan BUMN tersebut sekaligus mempertahankan APBN tetap sehat.
"Sehingga BUMN itu (Pertamina) bisa bekerja menjalankan tugas negara menyediakan BBM di seluruh Indonesia dengan harga yang terjangkau masyarakat, tetapi di sisi lain APBN tetap sehat dan shock yang berasal dari luar itu kemudian bisa diminimalkan pengaruhnya kepada masyarakat," kata dia seperti dilansir Antara.
Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan kalkulasi ulang perihal subsidi bersama dengan kementerian, instansi, dan BUMN terkait.
"Kami dalam tahap membuat laporan semester pertama APBN, itu yang sedang kami fokuskan, dan itu yang akan kami laporkan baik kepada presiden, kabinet, dan kita bahas dengan dewan. Dari situ kita akan lihat pelaksanaan APBN 2018 dengan adanya perubahan-perubahan itu," ucap dia.
Dari data Bloomberg, nilai tukar rupiah semakin terperosok ditutup pada level Rp14.052 per dollar AS. Kurs rupiah terdepresiasi 0,36% sebesar 51 poin dari penutupan sehari sebelumnya Rp14.001 per dollar AS.
Bahkan, rentang nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa (8/5) di pasar spot mencapai Rp14.004-Rp14.053 per dollar AS. Posisi tersebut menjadi pelemahan rupiah terdalam sejak Oktober 2015.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia juga melemah ke level Rp14.036 per dollar AS, terdepresiasi dari sebelumnya Rp13.956 per dollar AS. Nilai tukar mata uang Garuda ini tercatat tertinggi sejak awal tahun di BI.
Bank Indonesia mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir April 2018 kembali turun US$1,1 miliar, setara dengan Rp15,4 triliun ke level US$124,9 miliar. Cadev tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi Maret 2018 sebesar US$126 miliar.