close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
 Kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Jumat ini memperlihatkan rupiah diperdagangkan di Rp13.943 per dollar AS atau menguat 22 poin dari Kamis (3/5) yang sebesar Rp13.965 per dollar AS. / Istimewa
icon caption
Kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Jumat ini memperlihatkan rupiah diperdagangkan di Rp13.943 per dollar AS atau menguat 22 poin dari Kamis (3/5) yang sebesar Rp13.965 per dollar AS. / Istimewa
Bisnis
Jumat, 04 Mei 2018 18:03

Kurs jual rupiah masih jeblok di atas Rp14.000 per dollar AS

Nilai tukar rupiah masih jeblok di atas Rp14.000 per dollar AS, terutama kurs jual yang dicatat oleh Bank Indonesia.
swipe

Nilai tukar rupiah masih jeblok di atas Rp14.000 per dollar AS, terutama kurs jual yang dicatat oleh Bank Indonesia.

Laman BI mencatat, kurs jual dollar AS mencapai Rp14.013 dan kurs beli senilai Rp13.873 per dollar AS. Sedangkan, kurs referensi Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) dipatok Rp13.943, menguat tipis dari sebelumnya Rp13.965 per dollar AS.

Dari data Bloomberg, kurs rupiah diperdagangkan pada rentang Rp13.937-Rp13.950 per dollar AS pada akhir pekan, Jumat (4/5). Rupiah berakhir pada level Rp13.945 terdepresiasi dari hari sebelumnya Rp13.939 per dollar AS.

Bank Indonesia menyebutkan tingkat volatilitas pergerakkan rupiah sebesar 5,7% (year to date/ytd) hingga 4 Mei 2018, masih rendah dan belum memasuki kondisi yang memprihatinkan.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah di Jakarta, Jumat (4/5), mengatakan nilai rupiah memang tertekan dalam beberapa pekan terakhir karena keperkasaan dollar AS menyusul dinamika ekonomi di Negara Paman Sam. Namun jika dilihat secara proposional, ujar Nanang, masih dalam rentang depresiasi yang wajar.

Untuk tahun kalender berjalan sejak 1 Januari 2018 hingga 5 Mei 2018, kata dia, volatilitas rupiah bergerak di 5,7%, atau lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain yang mencapai 11%.

"BI intervensi hanya untuk memperlunak volatilitas (smoothing volatility). Untuk Jumat ini, volatilitas rupiah di level 5,7%, dengan depresiasi 0,01%. Jadi tidak usah panik," ujar dia seperti dilansir Antara.

Bank Sentral, katanya, terus menggencarkan dual intervensi di pasar valas dan juga Surat Berharga Negara (SBN). Hari ini imbal hasil (yield) SBN Indonesia di kisaran enam persen atau menunjukkan penurunan tipis, karena operasi moneter BI.

"BI siap untuk beli SBN tapi tidak ingin mendistorsi (harga di) pasar. Tetapi kadang-kadang, jika terjadi arus modal (outflow) yang menggangu, kita lakukan stabilisasi," ujar dia.

Di pasar valas, kata BI, likuiditas juga memadai. Indikasinya selisih harga beli valas dan jual itu sempit. Volume transaksi di pasar valas hingga 5 Mei 2018 per hari mencapai US$7 miliar, atau lebih likuid dibandingkan rata-rata harian di 2013 yang sebesar US$3 miliar.

"Jadi kebutuhan valas masih terpenuhi oleh pasar. BI masuk ke pasar lebih kepada smoothing (harga). Jadi suplai dan permintaan terjaga," ujar Nanang.

Nilai tukar rupiah pada Jumat ini menunjukkan sedikit penguatan. Kurs Refrensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor) yang diumumkan BI pada Jumat ini memperlihatkan rupiah diperdagangkan di Rp13.943 per dollar AS atau menguat 22 poin dari Kamis (3/5) yang sebesar Rp13.965 per dollar AS.

img
Sukirno
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan