close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (tengah) melakukan swafoto dengan jajaran direksi Bank Mandiri Hery Gunardi (kedua kiri), Rico Usthavia Frans (kiri), Darmawan Junaidi (kedua kanan) serta EVP Distribution Network Agus H Widodo (kanan) usai
icon caption
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (tengah) melakukan swafoto dengan jajaran direksi Bank Mandiri Hery Gunardi (kedua kiri), Rico Usthavia Frans (kiri), Darmawan Junaidi (kedua kanan) serta EVP Distribution Network Agus H Widodo (kanan) usai
Bisnis
Kamis, 19 Juli 2018 19:25

Laba Bank Mandiri melesat 28,7% jadi Rp12,2 triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. meraup laba bersih Rp12,2 triliun pada semester I/2018, melonjak 28,7% year-on-year (yoy) dari Rp9,46 triliun
swipe

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. meraup laba bersih Rp12,2 triliun pada semester I/2018, melonjak 28,7% year-on-year (yoy) dari Rp9,46 triliun.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan fee based income sebesar 18,1% menjadi Rp12,9 triliun, yang diiringi dengan penurunan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) 15,4%. 

"Penurunan biaya CKPN tersebut merupakan cerminan progres Bank Mandiri dalam menurunkan kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)," kata Darmawan dalam paparan publik kinerja perseroan di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (19/7).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, perseroan berhasil mempertahankan kinerja di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi kondisi nilai tukar rupiah dan pasar modal.

"Bank Mandiri mencatat kinerja positif meskipun di tengah tantangan stabilitas pasar global yang mempengaruhi nilai tukar dan pasar modal Indonesia," ungkap  Hery.

Bank pelat merah bersandi saham BMRI itu juga mencatatkan pertumbuhan kredit 11,8% yoy menjadi Rp762,5 triliun. Pertumbuhan kredit itu terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi besar sebesar Rp296,8 triliun (22,2% yoy) dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar Rp90,6 triliun (24,8% yoy).

Di sisi lain, biaya operasional berhasil terus ditekan dan hanya tumbuh single digit berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis. Selain itu, Bank Mandiri juga secara konsisten terus memperbaiki kualitas kredit produktif, antara lain melalui strategi collection yang efektif. 

Sementara rasio NPL menurun dari 3,82% pada semester 1-2017 menjadi 3,13%. Hal itu bisa memangkas alokasi biaya pencadangan Bank Mandiri menjadi Rp7,9 triliun dari Rp9,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, hingga akhir Juni 2018 total kredit infrastruktur yang disalurkan telah mencapai Rp165,8 triliun atau 65% dari total komitmen yang diberikan, yaitu Rp255,3 triliun. 

Kredit tersebut disalurkan kepada lebih dari 7 sektor yakni transportasi Rp39,3 triliun, tenaga listrik Rp36,8 triliun, migas & energi terbarukan Rp24,1 triliun, konstruksi Rp18,3 triliun, jalan Rp10,6 triliun, perumahan rakyat & fasilitas kota Rp9,5 triliun, telematika Rp17,5 triliun dan infrastruktur lainnya Rp9,6 triliun. 

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan