Perusahaan teknologi dengan lisensi perbankan yang fokus pada pengembangan mobile-only digital bank di Indonesia, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih Rp2 miliar atau tumbuh 25,3% secara kuartalan atau quarter on quarter (QoQ).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih tahun berjalan perseroan turun 82,35% menjadi Rp3,6 miliar di semester I-2021, dari Rp20,4 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal II-2021, Amar Bank mencatatkan pendapatan operasional sebesar Rp134,5 miliar atau tumbuh 7,5% secara kuartalan (QoQ). Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga yang masih konsisten hingga saat ini.
Amar Bank juga mencatatkan pendapatan bunga bersih yang naik menjadi Rp87,1 miliar atau naik 6,9% QoQ. Peningkatan kinerja pada pendapatan bunga bersih ini disebabkan oleh biaya dana alias cost of fund di level optimal, sehingga dari sisi profitabilitas konsisten positif.
Presiden Direktur & CEO Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan pencapaian Amar Bank pada kuartal II-2021 ini tak lepas dari dukungan pemerintah, shareholders dan juga semua nasabah Amar Bank.
"Ke depannya, kami tetap berkomitmen untuk melakukan inovasi teknologi dan sistem pendanaan yang maksimal melalui bank digital, Senyumku, dan pinjaman digital, Tunaiku, sebagai dukungan terhadap pemulihan ekonomi yang melemah akibat pandemi,” kata Tulsian dalam keterangan resminya, Rabu (4/8).
Dari sisi pinjaman hingga kuartal II-2021, Amar Bank mencatatkan total pinjaman sebesar Rp1,85 triliun atau tumbuh sebesar 8,1% secara tahunan (YTD). Saat ini, portofolio total pinjaman Amar Bank mayoritas masih didominasi oleh Tunaiku.
Pinjaman yang disalurkan melalui Tunaiku sebagian besar diberikan kepada segmen usaha mikro dengan kontribusi sebesar 44% dari total portofolio kredit. Hal tersebut menunjukkan segmentasi bisnis dari Amar Bank yang mendukung perbaikan ekonomi nasional, khususnya pada perekonomian UMKM yang berkontribusi sekitar 61,1% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Dari sisi pendanaan, hingga kuartal II-2021, Amar Bank tetap menjaga besaran dana pihak ketiga (DPK) pada level optimal. current account and saving account (CASA) tercatat sebesar Rp155 miliar atau naik 94,7% year to date (YTD) dan difokuskan untuk naik signifikan ke depannya seiring dengan bertambahnya pengguna digital bank Senyumku.
Senyumku adalah bank digital yang berbasis cloud pertama di Indonesia, diluncurkan pada Agustus 2020 melalui kolaborasi dengan Google. Senyumku bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia mengembangkan kebiasaan menabung dan menjaga kesehatan finansial. Sementara itu, total aset Amar Bank hingga enam bulan pertama 2021 tumbuh sebanyak 27,9% YoY atau menjadi sebesar Rp3,9 triliun.
Sementara itu, rasio keuangan tetap solid hingga kuartal II-2021. Tercatat rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 1,873% yang menunjukkan likuiditas Amar Bank masih tergolong baik dan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat sebesar 33,1%, di atas angka rata-rata industri perbankan per April 2021 sebesar 24,1%.
Dengan demikian, Amar Bank masih memiliki ruang yang lebih besar untuk menyalurkan kredit, dengan tetap mengedepankan asas kehati-hatian seiring konsumsi masyarakat yang perlahan turut meningkat. Di samping itu, loan to deposit ratio (LDR) perseroan juga masih tergolong sehat, yaitu sebesar 81,4%.
Namun, kata Tulsian, kinerja positif ini tidak membuat bank kehilangan kewaspadaan terhadap kondisi perekonomian ke depannya. Walaupun vaksin sudah mulai didistribusikan, perekonomian masih menunjukan perputaran balik positif yang lambat.