PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatatkan pertumbuhan positif di kuartal I-2021, meskipun berada di bawah tekanan pandemi. Per 31 Maret 2021, Bank BTN membukukan peningkatan laba bersih sebesar 36,75% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp457 miliar di kuartal I-2020, menjadi Rp625 miliar.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pihaknya akan terus melakukan inovasi agar tetap mencatatkan pertumbuhan positif, terutama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sambil melaju, lanjut Haru, Bank BTN akan terus memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang muncul akibat tekanan pandemi.
“Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Ke depannya, kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian, sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” kata Haru, dalam keterangan resminya, Kamis (22/4).
Emiten bersandi saham BBTN ini menunjukkan perolehan laba bersih, ditopang peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan bunga BBTN tercatat naik 2,99% yoy, menjadi Rp6,35 triliun. Perseroan selama kuartal I-2021 mampu menekan beban bunga sebesar 10,28% yoy, dari Rp3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun. Dengan langkah tersebut, pendapatan bunga bersih Bank BTN naik di level 27,32% yoy, menjadi Rp2,77 triliun.
Perolehan pendapatan bunga BBTN tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp261,34 triliun per kuartal I-2021. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 3,19% yoy, dari Rp253,25 triliun di kuartal I-2020.
Dengan kinerja tersebut, pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN berada di atas penyaluran kredit perbankan nasional. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merekam kredit perbankan nasional terkoreksi hingga 2% yoy per Januari 2021.
Lebih lanjut, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit BBTN. KPR subsidi Bank BTN naik 9,04% yoy menjadi Rp122,96 triliun per kuartal I-2021.
Sementara KPR non-subsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2% yoy, menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021. Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23% yoy menjadi Rp236,57 trilliun.
Kemudian, kredit di segmen non-perumahan tercatat tumbuh 2,87% yoy menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43% yoy dan 7,44% yoy.
CKPN melonjak
Penyaluran kredit juga terus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit. Per kuartal I-2021, BBTN mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di posisi 1,94%. Posisi tersebut turun 44 basis poin (bps) dari 2,38% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) melonjak menjadi sebesar 115,93% per Maret 2021 atau naik 1.027 bps.
Direktur Wholesale Risk and Asset Management Elisabeth Novie Riswanti menjelaskan, perseroan memang sangat fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL.
“Kami terus berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” tutur Novie.
Sementara itu, Direktur Distribution and Retail Funding Bank BTN Jasmin mengatakan, per 31 Maret 2021, bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 33,01% yoy, menjadi Rp294,91 triliun. Kenaikan DPK tersebut juga terpantau melaju di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional, yang berada di level 11% yoy per Januari 2021.
Peningkatan DPK tersebut disumbang oleh kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito, yang masing-masing tumbuh sebesar 33,91% yoy, 4,29% yoy, dan 41,44% yoy. Dengan kenaikan simpanan masyarakat tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BBTN turun sebesar 2.561 bps ke level 88,62% di Maret 2021.
Dengan seluruh capaian kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan lonjakan aset di level 21,92% yoy menjadi Rp375,73 triliun per kuartal I-2021. Laju peningkatan aset tersebut juga berada di atas rata-rata peningkatan aset nasional sebesar 7% yoy per Januari 2021.
Bisnis syariah tetap melaju
Sejalan dengan pertumbuhan di bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN mencatatkan peningkatan positif. Per Maret 2021, aset UUS BTN tersebut naik 16,8% yoy menjadi Rp33,63 triliun, dari Rp28,79 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan aset tersebut disumbang laju peningkatan DPK yang dihimpun BTN Syariah. Selama kuartal I-2021, BTN Syariah berhasil menghimpun dana senilai Rp25,75 triliun, atau naik 23,04% yoy dari Rp20,93 triliun.
BTN Syariah juga mencatatkan peningkatan pembiayaan sebesar 6,50% yoy menjadi Rp25,47 triliun pada Maret 2021, dari Rp23,92 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Dengan capaian tersebut, UUS BTN meraih laba senilai Rp60,14 miliar per Maret 2021.