PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mencatatkan penurunan laba bersih 40,92% menjadi Rp768 miliar pada semester I-2020, dari Rp1,3 triliun pada semester I-2019.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury, mengatakan di era new normal, perseroan terus memupuk pencadangan, likuiditas, sambil memacu bisnis dengan asas kehati-hatian di masa pandemi.
“Perolehan laba bersih pada semester I-2020 ini melebihi ekspektasi kami. Kami optimistis, hingga akhir tahun nanti target laba BTN masih on-track, sejalan dengan mulai adanya peningkatan permintaan kredit pada Juni 2020,” kata Pahala, Senin (3/8).
Bank BTN tercatat membukukan laba bersih ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp4,43 triliun. Perseroan juga mencatatkan laba dari operasional di luar provisi sebesar Rp1,99 triliun.
Capaian pendapatan bunga bersih emiten berkode saham BBTN tersebut, disumbang kenaikan pada penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar 0,32% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp251,04 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp251,83 triliun di periode yang sama tahun ini.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi Bank BTN tercatat menjadi penyumbang pertumbuhan kredit BBTN secara keseluruhan. KPR subsidi yang menempati porsi sebesar 45,11% dari total portofolio kredit di Bank BTN.
Kredit tersebut tumbuh positif di level 5,84% yoy. Per semester I-2020, KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik menjadi Rp113,61 triliun, dari Rp107,34 triliun pada semester I-2019.
Di segmen kredit perumahan, Bank BTN juga telah menyalurkan KPR nonsubsidi sebesar Rp79,87 triliun, kredit perumahan lainnya Rp7,56 triliun, dan kredit konstruksi Rp27,87 triliun per semester I-2020. Dengan penyaluran tersebut, total KPR di Bank BTN tumbuh sebesar 2,47% yoy dari Rp188,82 triliun menjadi Rp193,49 triliun per 30 Juni 2020. Adapun, di segmen kredit nonperumahan, perseroan menyalurkan kredit senilai Rp22,91 triliun per akhir Juni 2020.
Menurut Pahala, di tengah pertumbuhan positif tersebut, perseroan pun tetap menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Per Juni 2020, BBTN mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) net dari 2,42% per Juni 2019 menjadi 2,40% pada Juni 2020.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BTN pun terpantau naik 2,99% yoy dari Rp219,76 triliun pada semester I-2019 menjadi Rp226,32 triliun di periode yang sama tahun ini. Pertumbuhan tersebut disumbang peningkatan perolehan giro sebesar 13% yoy dari Rp52,88 triliun pada kuartal II-2019 menjadi Rp59,75 triliun di kuartal II-2020.
Dengan peningkatan giro tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan dana murah (Current Account Savings Account/CASA) sebesar 3,75% yoy, dari Rp92,83 triliun menjadi Rp96,32 triliun per semester I-2020.
“Secara bertahap kami terus meningkatkan porsi dana murah dengan memangkas porsi dana mahal,” tutur Pahala.