close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Suasana kawasan kilang petrokimia milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Foto Antara/Moch Asim.
icon caption
Suasana kawasan kilang petrokimia milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12/2019). Foto Antara/Moch Asim.
Bisnis
Rabu, 18 Maret 2020 10:15

Laba bersih Chandra Asri tergerus 87% pada 2019

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang 2019.
swipe

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) memperoleh pendapatan sebesar US$1,8 miliar pada 2019, atau turun 26% dari pendapatan 2018 sebesar US$2,5 miliar. Chandra Asri juga mencatat laba bersih sebesar US$23,6 juta pada 2019, atau turun 87% dibandingkan dengan US$182,3 juta pada 2018.

Dirketur TPIA Suryandi mengatakan penurunan pendapatan tersebut disebabkan dari harga penjualan rata-rata produk yang lebih rendah, terutama untuk olefins. Selain itu, volume penjualan juga tercatat lebih rendah karena turnaround maintenance terjadwal.

"Namun, pada 2019, kami berhasil meningkatkan total kapasitas produksi sebesar 603 KTA menjadi 4.061 KTA, berkat proyek debottlenecking pabrik dan pabrik baru polyethylene dengan kapasitas 400 KTA," kata Suryandi dalam keterangan resminya, Selasa (17/3).

Sementara itu, tercatat beban pokok pendapatan perseroan turun 20,6% menjadi US$1,7 miliar pada 2019 dari US$2,15 miliar di tahun 2018. Hal ini terutama karena biaya bahan baku yang lebih rendah, terutama naphtha yang turun menjadi rata-rata US$542/MT dari US$650/MT di tahun 2018.

Hal tersebut sehalan dengan penurunan harga minyak mentah Brent ke rata-rata US$64/bbl di 2019 dibandingkan dengan US$72/bbl di 2018.

Sementara itu, Suryandi mengatakan penurunan laba bersih sebesar US$159 juta disebabkan oleh laba kotor yang lebih rendah senilai US$171 juta.

Tercatat, jumlah Liabilitas TPIA meningkat dari US$1,4 miliar di tahun 2018 menjadi US$1,6 miliar sepanjang 2019. Kenaikan liabilitas tersebut terutama disebabkan oleh pinjaman yang lebih tinggi sebesar US$173 juta di tahun 2019.

Adapun jumlah aset perseroan tercatat meningkat 8,8% menjadi US$3,45 miliar pada 31 Desember 2019, dibandingkan dengan US$3,17 miliar pada 31 Desember 2018. Kenaikan aset ini sejalan dengan terus meningkatnya investasi pada aset tetap dalam berbagai proyek untuk mendukung ekspansi bisnis.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan