Emiten jasa angkutan laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) mencatatkan laba bersih sebesar US$14,12 juta sepanjang 2018. Laba bersih tersebut meroket 277% dari tahun sebelumnya US$3,75 juta.
Perolehan laba bersih tersebut merupakan capaian laba tertinggi dalam lima tahun terakhir. Laba bersih ini ditopang oleh pendapatan perseroan senilai US$63,56 juta pada 2018 atau meningkat 29,7% dari US$49 juta pada 2017.
Sekretaris Perusahaan Pelita Samudera Imelda Agustina Kiagoes mengatakan kinerja perusahaan didongkrak kenaikan volume dan tarif dari kapal tunda dan tongkang (TNB). Selain itu, dimulainya lini bisnis baru kapal induk (MV).
"Kontribusi TNB sekitar 56% dari pendapatan bersih perseroan pada 2018, diikuti oleh Fasilitas Muatan Apung (FLF) sekitar 39% dan MV sekitar 5%," kata Imelda dalam keterbukaan informasi, Selasa (26/3).
Selain itu, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) tercatat mencapai US$23,4 juta, naik 32% dari tahun sebelumnya US$17,7 juta. Margin EBITDA tercatat 36,8% tahun lalu dari sebelumnya 36,2%.
Dari sisi aset, sepanjang 2018 perseroan mencatat kenaikan aset sebesar 8% menjadi US$110,1 juta dari tahun sebelumnya US$101,8 juta. Kemudian, ekuitas naik 17% menjadi US$71,7 juta dari US$61,2 juta.
Dengan pencapaian tersebut, tahun ini perseroan membidik pendapatan bersih tumbuh 25%-30% dengan margin EBITDA sekitar 28%-30%.
Sebelumnya, PSSI mengantongi kontrak baru senilai US$39,4 juta untuk pengapalan bijih nikel dan batu bara selama 5 tahun. Kontrak baru tersebut sebagai upaya PSSI mengembangkan basis pelanggan dari batu bara ke sektor lain, termasuk mineral.
"Posisi keuangan ini menunjukkan PSS memiliki struktur modal yang terjaga dengan baik dan kapasitas keuangan yang solid," kata Imelda.