close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay.
icon caption
Ilustrasi. Pixabay.
Bisnis
Selasa, 08 Juni 2021 09:27

Laba bersih Tower Bersama Infrastructure naik jadi Rp265 miliar kuartal I-2021

Hingga kuartal I-2021, TBIG memiliki 32.612 penyewaan dan 16.501 sites telekomunikasi.
swipe

PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG) membukukan pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp1,42 triliun dan Rp1,2 triliun untuk kuartal I-2021. Pendapatan perseroan tercatat naik 18,33% dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp1,2 triliun.

Naiknya pendapatan emiten berkode saham TBIG ini, turut mempengaruhi kenaikan laba bersih perseroan. Pos laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan naik 16,23%, menjadi Rp265 miliar di kuartal I-2021, dari Rp228 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Hingga kuartal I-2021, TBIG memiliki 32.612 penyewaan dan 16.501 sites telekomunikasi. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 16.390 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 32.501, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,98x.

“Kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 811 penyewaan kotor yang terdiri dari 252 sites telekomunikasi dan 559 kolokasi. Pertumbuhan pesanan kolokasi yang berkelanjutan telah menghasilkan rasio kolokasi tertinggi hingga saat ini sebesar 1,98 kali," kata CEO TBIG Hardi Wijaya Liong, dalam siaran pers, Selasa (8/6).

Per 31 Maret 2021, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan adalah sebesar Rp26,83 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11,57 triliun.

Hardi menuturkan, total pinjaman kotor dan total pinjaman senior pada kuartal I-2021 meningkat, karena penarikan pinjaman bank untuk mendanai pembelian 3.000 aset menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), yang ditempatkan sebagai saldo kas menunggu penyelesaian transaksi ini pada awal April 2021. 

Dengan saldo kas yang mencapai Rp5,11 triliun, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp21,7 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp6,4 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal I-2021 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,3 kali dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,4 kali.

“Pada kuartal pertama 2021, kami berhasil memperpanjang rata-rata jangka waktu dan profil jatuh tempo utang kami. Kami berhasil menerbitkan obligasi US$ dengan peringkat layak investasi serta beberapa Obligasi Rupiah dan menyelesaikan pembiayaan kembali pinjaman US$," ujar CFO TBIG Helmy Yusman Santoso. 

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga telah melihat pengurangan biaya pembiayaan menyeluruh dan akan terus melakukan lindung nilai atas seluruh pinjaman TBIG dengan instrumen lindung nilai yang sesuai dengan jatuh temponya. Selain itu, rasio leverage bersih perseroan turun menjadi 4,4 kali pada kuartal I-2021, dibandingkan dengan 4,8 kali pada tahun lalu. 

Helmy menambahkan, di awal April, TBIG telah menyelesaikan jual beli dan pengalihan 3.000 menara dari Inti Bangun Sejahtera. Perseroan mendanai harga pembelian aset senilai Rp3,9 triliun atau setara dengan US$280 juta, dengan menggunakan dana internal dan menggunakan fasilitas bank yang ada pada akhir Maret 2021. 

"Pendapatan dan EBITDA tambahan dari akuisisi ini akan dimasukkan ke dalam keuangan kami pada kuartal II-2021,” ucapnya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan