Citibank N.A Indonesia memperoleh laba bersih hingga Rp1,4 triliun per kuartal III-2018, turun 21% dari tahun sebelumnya Rp1,9 triliun.
Chief Executive Officer Citibank N.A. Indonesia Batara Sianturi mengatakan, penurunan laba lebih karena aksi hati-hati korporasi dengan melakukan pencadangan kerugian tahun ini. Sementara pada 2017, bank yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat itu menikmati menebalnya laba karena cadangan kerugian dikembalikan ke pendapatan.
"Yang dicadangkan enggak jadi dipakai, dibalikkan sehingga membuat profit tahun lalu besar, dan karena dilakukan di kuartal pertama jadi pengaruhnya di kuartal II, III bahkan sampai nanti kuartal IV," kata Batara, Kamis (8/11).
Menurut Batara, meski terjadi penurunan laba, kinerja Citibank masih relatif baik dan sejalan dengan Rencana Bisnis Bank. Terlebih Citibank juga harus mengantisipasi tekanan dari volatilitas pasar keuangan.
Pertumbuhan kredit Citibank hingga akhir kuartal III 2018 sebesar 22% (secara tahunan/year-on-year) menjadi Rp48,5 triliun yang didorong oleh pertumbuhan pada lini bisnis perbankan institusional (Institutional Banking), yang didominasi pinjaman dari sektor keuangan, pertambangan, dan manufaktur.
Pertumbuhan kredit itu juga sejalan dengan Dana Pihak Ketiga yang tumbuh 10%, sehingga rasio kredit ke pendanaan sebesar 76,5%.
Adapun rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 23,95%, sedangkan kualitas aset tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang sebesar 2,37% (gross) dan 0,70% (netto).
Menurut Batara, untuk semakin meningkatkan kinerja perusahaan, pihaknya akan fokus untuk mengembangkan layanan digital pada 2019 untuk menyasar perilaku konsumen perbankan yang sudah berubah.
"Tujuan akhir dari pengembangan digital banking adalah mewujudkan 100% transaksi bisa dilakukan melalui mobile banking," kata dia. (Ant).