PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan yang signifikan di tahun 2024. Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pun memberikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah strategis Inalum agar dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi negara, khususnya dalam mewujudkan swasembada aluminium nasional.
Anggota Komisi VI DPR, Rivqy Abdul Halim, menilai Inalum memiliki roadmap bisnis yang matang, dengan eksekusi perencanaan yang terbukti berjalan baik.
“Kami apresiasi Inalum, roadmap-nya jelas, timeline-nya jelas, dan dipimpin oleh pemimpin muda. Kami berharap ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain, serta memastikan program-program Inalum dapat terealisasi untuk menjadi perusahaan yang lebih baik,” ujarnya dalam keterangan, Jumat (14/3).
Direktur Utama Inalum, Ilhamsyah Mahendra, melaporkan realisasi produksi aluminium tahun 2024 mencapai 274.230 ton, meningkat 27,6% secara tahunan (yoy). Adapun volume penjualan mencapai 276.381 ton, tumbuh 25,6% yoy.
Pertumbuhan ini turut berdampak pada kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan dilaporkan mencapai US$715,99 juta, naik 9%. Adapun pendapatan perusahaan yang belum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA meningkat 213% yoy menjadi US$183,9 juta. Dan laba bersih mencapai US$173,29 juta, tumbuh 99% yoy.
Dengan fundamental keuangan yang solid, Inalum mampu menjaga indikator keuangan dalam rentang yang aman, memastikan keberlanjutan operasional dan ekspansi bisnis di tahun-tahun mendatang.
Ke depan, Inalum berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi demi memenuhi target swasembada aluminium nasional. Saat ini, kebutuhan aluminium domestik mencapai 1,2 juta ton per tahun, dan Inalum akan mempercepat ekspansi untuk menguasai lebih banyak pangsa pasar dalam negeri.
Salah satu langkah strategis yang sedang dilakukan adalah peningkatan kapasitas produksi Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) dari 1 juta ton menjadi 2 juta ton. Selain itu, Inalum juga merencanakan penambahan kapasitas produksi aluminium sebesar 600.000 ton.
“Kami akan terus fokus mengejar target ini. Dengan pendapatan kami saat ini sekitar Rp10 triliun per tahun, kami optimistis dapat meningkat menjadi Rp44,9 triliun, atau naik empat kali lipat,” jelas Ilhamsyah.
Dengan dukungan Komisi VI DPR dan strategi pertumbuhan yang jelas, Inalum siap memperkuat posisinya sebagai pilar utama dalam industrialisasi aluminium nasional. Ekspansi yang dilakukan tidak hanya berdampak pada ketahanan industri dalam negeri, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan impor dan penguatan devisa negara.
Dukungan penuh dari berbagai pihak menjadi faktor kunci dalam merealisasikan visi Inalum sebagai perusahaan aluminium nasional yang berdaya saing tinggi, sekaligus menopang pertumbuhan industri manufaktur berbasis aluminium di Indonesia.