Emiten pelayaran PT Pelita Samudera Shipping Tbk. (PSSI) mencatat laba bersih kuartal I-2019 senilai US$ 2,19 juta. Angka tersebut anjlok 17,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$2,64 juta.
Penurunan laba ini disebabkan oleh kenaikan beban operasi senilai US$1,59 juta atau naik 60,6% dari US$990.312. Selain itu ada kenaikan beban keuangan menjadi US$350.688 dari US$304.721.
Meski laba bersih menurun, perusahaan mecatat pendapatan pada kuartal I-2019 senilai US$17,7 juta atau naik 9% dibandingkan periode sama 2018 yang sebesar US$16,2 juta.
Kontribusi pendapatan PSSI diperoleh dari muatan apung dan pengangkutan yang naik 2% menjadi US$15,75 juta. Begitupun dengan penyesuaian bungker yang naik pesat 214% menjadi US$ 520,129.
Biaya kelebihan waktu berlabuh juga naik 9% menjadi US$30,335. Segmen bongkar muat dan segmen lain-lain juga baru berkontribusi di kuartal I 2019 ini masing-masing sebesar US$ 60,243 dan US$ 856,431. Namun segmen sewa berjangka turun 5% menjadi US$ 494,800. Biaya penahanan juga turun 3% menjadi US$ 1,641.
Sekretaris Perusahaan PSSI Imelda Agustina Kiagoes mengatakan, kenaikan pendapatan tersebut merupakan sesuatu yang positif di tengah turunnya harga batu bara bila dibandingkan tahun 2018.
"Tarif pelanggan mengalami kenaikan untuk segmen kapal tunda dan tongkang serta Floating Loading Facility (FLF) yang berkontribusi terhadap naiknya pendapatan di kuartal I/2019 sebesar 9%," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (30/4).
Namun marjin laba bruto mengalami penurunan sebesar 8%. "Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar, upah kru kapal serta depresiasi kapal yang sejalan dengan penambahan aset kapal sebagai bagian dari program ekspansi armada," ujar dia.
Adapun total aset PSSI mengalami kenaikan 13% dari US$110,11 juta di Desember 2018 menjadi US$124,96 juta saat ini. Jumlah aset tidak lancar PSSI mengalami kenaikan sekitar 24% menjadi US$99,45 juta dari periode 31 Desember 2018 yang dikontribusikan dari pembelian dua kapal MV kelas Supramax yang telah mulai beroperasi di kuartal I 2019.
Jumlah liabilitas juga mengalami peningkatan sekitar 33% menjadi US$51 juta dibandingkan Desember 2018 yang sebesar US$38,38 juta. "Hal ini disebabkan karena adanya penarikan pinjaman jangka pendek sebesar US$5 juta dari Citibank Indonesia dan utang lain-lain sebesar US$8,75 juta yang sebagian digunakan untuk pembelian satu unit kapal MV kelas Supramax," ucapnya.
Selain itu, Imelda menyebut struktur modal PSSI tetap terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari Rasio Gearing yang meningkat sebesar 2% menjadi 27% di kuartal I-2019 dari 29% di kuartal I-2018.
"Rasio utang terhadap aset dan rasio utang terhadap ekuitas juga lebih baik sebesar 0,23 dan 0,38 di kuartal I-2019 yang lebih rendah dari masing-masing 0,29 dan 0,48 di kuartal I-2018," ujar dia.
Pada perdagangan Selasa (30/4), saham PSSI ditutup melorot 2,34% sebesar 4 poin ke level Rp167 per lembar. Kapitalisasi pasar saham PSSI mencapai Rp840,6 miliar dengan imbal hasil negatif 1,64% dalam setahun.