Tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) milik Sandiaga Uno meraup lonjakan laba dan pendapatan pada semester I-2019.
Merdeka Copper yang merupakan anak usaha PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) merilis laporan keuangan dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (13/9).
Emiten pertambangan dengan kode saham MDKA itu membukukan kenaikan pendapatan sebesar 66,9% menjadi US$191,77 juta pada semester I-2019. Capaian itu melonjak tajam dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$114,86 juta.
Merdeka Copper juga mencatatkan kenaikan laba bersih pada paruh pertama 2019.
"Laba bersih naik 29,7% menjadi US$42,25 juta pada semester I-2019, dari US$32,55 juta pada periode yang sama tahun 2018," kata Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Tri Boewono, Jumat (13/9).
Kendati demikian, beban pokok penjualan perseroan juga melonjak tahun ini sebesar 108,1%. Tercatat, beban pokok penjualan naik menjadi US$105,1 juta pada paruh pertama 2019, dari sebelumnya US$50,5 juta.
Jumlah aset perseroan tercatat mengalami peningkatan 11,4%, menjadi US$889,3 juta pada semester I-2019, dari US$797,8 juta per 31 Desember 2018. Adapun jumlah liabilitas dan ekuitas perseroan tercatat masing-masing sebesar US$449,8 juta dan US$439,4 juta.
Sebagai informasi, emiten yang bergerak di sektor pertambangan ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$160 juta atau setara Rp2,28 triliun untuk tahun 2019.
MDKA akan menggunakan sebagian capex ini untuk mengoptimalkan operasional dan eksplorasi di tiga lokasi antara lain proyek tambang emas dan perak Tujuh Bukit di Banyuwangi Jawa Timur, proyek tambang tembaga Pulau Wetar di Maluku Barat, dan proyek tambang emas Pani di Gorontalo.
Capex MDKA tahun ini dibiayai dengan kas internal perusahaan dan sebagiannya menggunakan pinjaman dari sindikasi perbankan senilai US$75 juta yang diperoleh perusahaan pada kuartal pertama tahun lalu.
Seperti diketahui, saham MDKA digenggam mayoritas oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya sebesar 20,76%. Kemudian PT Mitra Daya Mustika 14,16%, Garibaldi Thohir 8,76%, PT Suwarna Arta Mandiri 7,04%, Pemkab Banyuwangi 5,5%. Sisanya di bawah 5% termasuk publik 36,94%.
Hingga penutupan perdagangan Jumat (13/9), saham MDKA mengalami koreksi sebesar 1,29% atau mengalami penurunan 75 poin ke level Rp5.750 per lembar. MDKA memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp25,182 triliun dengan imbal hasil 122,01% dalam setahun terakhir.