close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang pekerja mengepel lantai di depan layar IHSG. Antara Foto
icon caption
Seorang pekerja mengepel lantai di depan layar IHSG. Antara Foto
Bisnis
Selasa, 11 Desember 2018 08:48

Laju IHSG hari ini dibayangi pergerakan bursa global

Beberapa hari terakhir indeks saham di bursa Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) terkoreksi.
swipe

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (11/12) ini akan dipengaruhi oleh pergerakan bursa global. Pasalnya, beberapa hari terakhir indeks saham di bursa Asia, Eropa, dan Amerika Serikat (AS) memang terkoreksi.

"Sentimen dari tekanan pasar global masih cukup membayangi IHSG dalam mempertahankan level support nya," ujar Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya dalam riset hariannya, Selasa (11/12).

Meski masih dibayangi bursa global, William meyakini IHSG berpotensi berbalik positif ditopang oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai masih cukup baik.

"Tingkat kepercayaan investor masih cukup tinggi terhadap pasar modal Indonesia. Kami memprediksi IHSG berada dalam kisaran support 5.955 dan resistance 6.226," jelas William.

Dengan demikian, William merekomendasikan beberapa saham seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), PT Ondpfood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT PP Properti Tbk. (PPRO).

Terpisah, Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan, masih pesimis dengan pergerakan pasar saham dalam negeri. Menurutnya, potensi pelemahan indeks masih terbuka lebar hari ini.

"Masih minim sentimen yang mampu mendorong penguatan IHSG. Secara teknikal, posisi IHSG masih berada di area jenuh beli (overbought)," ungkap Dennies.

Dengan kondisi ini, Dennies menyatakan IHSG akan bergerak dI kisaran support 6.060-6.085 dan resistance 6.128-6.146.

Adapun, IHSG kemarin melemah tipis 0,24% atau 14,99 poin ke level 6.111. Hal itu sejalan dengan sikap pelaku pasar asing yang ramai-ramai keluar dari pasar saham, sehingga mereka tercatat jual bersih (net sell) di seluruh pasar sebesar Rp1,05 trililun.

Menurut Direktur PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee, melemahnya IHSG karena minimnya sentimen positif yang beredar, sehingga membuat investor cukup berhati-hati mengambil posisi. Di tengah situasi tersebut, lanjut dia, pergerakan IHSG mudah berubah mengikuti perkembangan isu yang beredar, terutama dari sisi eksternal.

"Investor cenderung fokus pada sentimen eksternal, terutama mengenai perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China," katanya.

Sementara dari dalam negeri, menurut Hans Kwee, situasinya relatif kondusif. Itu tercermin dari data ekonomi yang telah dirilis seperti cadangan devisa indonesia yang meningkat pada November serta inflasi yang stabil.

"Pergerakan rupiah yang cenderung melemah memang cukup mempengaruhi investor saham, namun pelemahan rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal," katanya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Tito Dirhantoro
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan