Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di angka 5,17% di kuartal I tahun 2018. Menurutnya, investasi berperan besar dalam kestabilan pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, ada beberapa hal yang memberikan andil menjadikan Indonesia sebagai negara yang menarik untuk investasi. Itu antara lain terkendalinya laju inflasi yang menurun drastis hingga mencapai 2,88% (year on year/yoy), presentase angka kemiskinan yang juga turun menjadi 9,82% (yoy) pada Maret 2018 dan unemployment rate turun menjadi 5,13%.
“Gini rasio setelah mencapai puncak tertinggi pada 2013 yang sampaj 0,414% secara bertahap turun menjadi 0,389% pada Maret 2018. Ini memperlihatkan besarnya potensi market Indonesia," kata Iskandar di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, Kamis (25/10).
Untuk mendorong perbaikan iklim investasi dalam negeri, katanya, pemerintah telah mengatur serangkaian kebijakan seperti dikeluarkannya 16 deregulasi atau paket kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing. Selain itu, pemerintah juga memperkenalkan online single submission (OSS) atau proses perizinan melalui online.
"Jadi nanti yang mengajukan hanya tinggal meng-upload data dan memenuhi persyaratan. Ini sudah jalan meski belum full berlaku," ucapnya.
Tak hanya itu, ada pula insentif fiskal yang dibutuhkan untuk menarik investasi dan memacu pertumbuhan industri. Insentif ini hadir melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 35/2018 tentang fasilitas bebas pajak (tax holiday) yang mana pemerintah memberlakukan pembebasan pajak bagi perusahaan dengan nilai investasi minimal Rp500 miliar dengan waktu pembebasan pajak mulai dari 5 sampai 20 tahun, tergantung besaran investasi.
“Contohnya investasi sebesar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun akan mendapatkan pembebasan hingga 5 tahun, sementara investasi Rp1 hingga Rp5 triliun akan mendapatkan bebas pajak 7 tahun, dan seterusnya,” ujar Iskandar.
Menurut Iskandar, pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur yang berpengaruh bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Di tahun 2018 sudah ada 43 proyek infrastruktur yang terselesaikan.
"Kita bantu pembangunan di kawasan ekonomi khusus, dan memang prioritas kita di luar Pulau Jawa," tuturnya.
Karena itu, untuk mewujudkan iklim investasi dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang menarik bagi para calon investor, diperlukan integrasi dari seluruh kebijakan-kebijakan tersebut. Dengan begitu, mampu mendorong Indonesia menjadi surga investasi.