Maskapai Lion Air mengubah kebijakannya tentang fasilitas bagasi gratis kategori bagasi tercatat menjadi 15 kg per penumpang. Program ini berlaku untuk tujuan dari dan ke delapan destinasi di Indonesia timur.
"Yaitu, Bandara Pattimura, Ambon, Maluku; Bandara Sultan Babullah, Ternate, Maluku Utara; Bandara Dominie Eduard Osok, Sorong, dan Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat; Bandara Mozes Kilangin Timika, Mimika, Papua Tengah; Bandara Frans Kaisiepo, Biak, Biak Numfor, dan Sentani, Jayapura, Papua; serta Bandara Mopah Merauke, Papua Selatan," tutur Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, dalam keterangannya, Minggu (2/4).
Kebijakan tersebut berlaku per kemarin (Sabtu, 1/4) dengan syarat tertentu. Yakni, pembelian tiket pesawat Lion Air 1 April dan periode terbang mulai 1 April 2023.
"Apabila calon penumpang membeli tiket sebelum 1 April 2023 dan berangkat pada 1 April 2023 seterusnya, masih mendapatkan bagasi gratis 20 kg," katanya.
Calon penumpang penerbangan lanjutan atau transit (connecting flight) meliputi dari dan ke 8 destinasi tersebut akan mengacu kebijakan bagasi gratis terbesar setelah dibandingkan antara 2 atau lebih maskapai serta rute yang digunakan.
Danang melanjutkan, penyesuaian bagasi gratis menjadi 15 kg ini dilakukan guna menunjang pergerakan komoditas dan produk UMKM dari dan menuju Indonesia timur. Sebab, menstimulasi pengiriman komoditas dan produk UMKM secara tepat. "Ini dapat membantu prioritas pengiriman kargo produk UMKM lebih besar dan terjangkau bagi konsumen."
Selain itu, mendongkrak komoditas dan produk UMKM Indonesia timur dengan memanfaatkan kapasitas kargo yang tersedia lebih efektif. Lalu, meningkatkan daya saing produk UMKM agar kian kompetitif karena pengangkutan dan pengiriman yang lebih cepat dengan kapasitas lebih besar.
"Keempat, meningkatkan kualitas layanan transportasi dengan memastikan bahwa berat kargo komoditas dan produk UMKM yang diangkut sesuai kapasitas pesawat. Tujuannya, membantu mengurangi risiko keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh kelebihan beban pada pesawat," urainya.
Danang memaparkan, potensi sumber daya alam (SDA) wilayah Maluku dan Papua kaya dan beragam, termasuk komoditas unggulan dan produk UMKM yang dapat dikembangkan. Dicontohkannya dengan sagu, kelapa, coklat, kopi, vanili, kacang-kacangan, ikan tuna, ikan kakap, lobster, udang, kepiting, kerang, ukiran kayu dan batu, anyaman tikar dan topi, senjata tradisional, bubur kacang hijau, roti, pepes ikan, dan aneka jenis masakan khas.
Di sisi lain, menurutnya, pengurangan bagasi gratis dari 20 kg menjadi 15 kg memberikan keuntungan bagi penumpang dengan membuat perjalanan udara semakin praktis dan mudah. Dalihnya, penumpang lebih mudah mempersiapkan bagasi sesuai batasan berat yang diatur maskapai.
"Kedua, mengurangi risiko kehilangan atau kerusakan barang bawaan, penumpang mudah mengawasi barang bawaan selama penerbangan, dan mengurangi potensi risiko kehilangan atau kerusakan barang bawaan," sambungnya. Kemudian, mengurangi waktu yang dibutuhkan saat proses check-in.
Selain itu, menghemat waktu saat pengambilan bagasi dan membawanya saat tiba di bandara tujuan. Penumpang pun akan lebih cenderung membawa barang-barang yang benar-benar diperlukan saja sehingga meningkatkan efisiensi dalam proses pengaturan bagasi.
Danang lalu mengimbau penumpang memeriksa ketentuan Lion Air sebelum melakukan perjalanan dan mempersiapkan diri agar tak terkena biaya tambahan dan menghindari ketidaknyamanan selama perjalanan. Namun, penumpang dapat menambah kuota muatan dengan membeli bagasi prapesa (pre-paid baggage) maksimal 30 kg ketika memesan tiket.
"Calon penumpang yang belum melakukan pemesanan kuota bagasi dan ingin menambah kuota bagasi dapat membeli di konter check-in atau pusat layanan pelanggan di bandara," tandasnya.