Bank Indonesia (BI) telah memperluas kerjasama QR Code Indonesia Standard (QRIS) dengan menggandeng Bank Negara Malaysia (BNM). Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, QRIS akan memiliki dampak dan cakupan yang lebih luas.
Menurutnya, kerja sama yang dilakukan dengan Malaysia masih awalan karena nantinya akan berkembang ke semua negara Asean. Sehingga, memberikan dampak yang luar biasa.
"Sistem pembayaran khususnya QRIS akan menjangkau seluruh Asean," katanya kepada Alinea.id, Jumat (28/1).
Piter menjelaskan, sistem pembayaran internasional akan lebih mudah, cepat, serta aman. Masyarakat, kata dia, akan sangat terbantu dengan hal ini.
"Ini akan membantu banyak hal. Khususnya pariwisata. Saya belum ada hitungan berapa kenaikannya. Itu bukan hal yang paling utama. Yang jelas akan meningkatkan cakupan penggunaan QRIS," ujarnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono mengatakan, melalui inisiatif ini, masyarakat di wilayah Indonesia dan Malaysia dapat melakukan pembayaran ritel dengan menggunakan QR Code pembayaran nasional di Indonesia yaitu QRIS. Selain itu, bisa juga melalui QR Code Pembayaran Malaysia, yaitu Duit Now, pada merchant offline dan online. Kerja sama ini diawali dengan fase uji coba dan menuju peluncuran fase komersial sepenuhnya pada kuartal ketiga 2022.
"Kerja sama ini akan diperluas di masa mendatang untuk mendukung pengiriman uang antar negara secara real time antara Indonesia dan Malaysia," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (27/1).
Inisiatif itu disebut menghubungkan pembayaran antarnegara melalui interkoneksi QR Code pembayaran nasional. Menurutnya, ini menjadi salah satu wujud implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
"Bank Indonesia menyadari pentingnya interkoneksi pembayaran antarnegara dan akan terus memperluas inisiatif tersebut. Hal ini dilakukan guna memberikan kemudahan dan memperluas pilihan pembayaran bagi masyarakat di kedua negara," ujarnya.
Disebutkannya, hal itu bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, serta memperkuat stabilitas makroekonomi dengan mempromosikan penggunaan Local Currency Settlement/LCS (penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal) secara lebih luas.
"Penggunaan direct quotation nilai tukar mata uang lokal yang disediakan oleh bank-bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) di bawah kerangka LCS akan meningkatkan efisiensi transaksi sehingga biaya transaksi menjadi lebih murah," katanya.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia Jessica Chew Cheng Lian mengatakan, interkoneksi QR Code pembayaran antarnegara ini menandai tonggak penting dalam sejarah panjang kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia.
"Perkembangan ini merupakan sebuah langkah besar untuk mewujudkan visi menciptakan jaringan sistem pembayaran ritel yang cepat dan efisien di ASEAN, yang pada akhirnya akan mengakselerasi transformasi digital dan integrasi keuangan untuk kepentingan individu maupun bisnis," ucapnya.