close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi Alinea.id/MT. Fadillah.
icon caption
Ilustrasi Alinea.id/MT. Fadillah.
Bisnis
Senin, 08 November 2021 13:24

Lewat Mitra Tokopedia, pemilik warung raup hingga 30 juta per bulan

Peluang pelaku UMKM termasuk warung kelontong tradisional go digital masih terbuka lebar.
swipe

Elisa Pakpahan tak ingin menyerah begitu saja dengan keadaan. Sebagai seorang difabel, wanita asal Medan, Sumatera Barat ini tetap berupaya mencari rezeki halal dengan berjualan produk grosir di toko.

Dalam kesehariannya, Elisa biasa membeli produk grosir ke toko offline yang menjadi sebuah hambatan bagi Elisa karena keterbatasan fisiknya. Mengetahui hambatan tersebut, Elisa memutuskan untuk mulai bergabung di Mitra Tokopedia, sebuah program yang diinisiasi marketplace besutan William Tanuwijaya.

“Sejak bergabung dengan Mitra Tokopedia, membeli stok produk jadi jauh lebih mudah karena ada fitur Grosir,” kata Elisa saat jumpa pers virtual Tokopedia, Selasa (2/11).

Tak hanya itu, menjadi Mitra Tokopedia juga berimbas positif bagi bisnisnya. Seiring meningkatnya permintaan pelanggannya, produk yang dijual pun meningkat. Ia bahkan mencatat omzet cukup besar dari hasil usahanya tersebut.

“Dalam sebulan omzet saya bisa sampai Rp25 juta hingga Rp30 juta,” tuturnya.

Kisah serupa juga dialami Ida Fitriani yang juga bergabung menjadi Mitra Tokopedia. Guru honorer di Kutai Barat, Kalimantan Timur ini menceritakan kemudahan membeli produk digital melalui Mitra Tokopedia telah mengerek jumlah pelanggan Barokah Cell miliknya.

“Transaksi bulanan saya juga meningkat lebih dari dua kali lipat. Apalagi di masa pandemi, pulsa telepon dan paket data menjadi salah satu kebutuhan untuk bekerja atau sekolah dari rumah,” ungkap Ida.

Konferensi pers virtual Tokopedia Rayakan Hari Jadi ke-3, Mitra Tokopedia Gencarkan Digitalisasi Warung di Indonesia. Dokumentasi Tokopedia.

Elisa dan Ida menjadi contoh para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang gigih bertahan di tengah masa pandemi Covid-19. Keputusan mereka untuk masuk dalam ekosistem digital terbukti mampu meningkatkan skala bisnis usahanya.

Hal ini juga tercermin dari survei Tokopedia mengenai dampak Mitra Tokopedia pada Oktober 2021. Survei tersebut mencatat sekitar 80% pegiat usaha tradisional, seperti pemilik warung, toko kelontong dan usaha sejenis lainnya, menjadikan Mitra Tokopedia sebagai usaha tambahan. Bisnis ini terbukti telah membantu situasi finansial pelaku UMKM selama pandemi.

AVP of New Retail Tokopedia John Hadiwidjaja mengungkapkan hasil survei mencatat 9 dari 10 penjual mengalami peningkatan penghasilan lebih dari 50% setelah bergabung dengan Mitra Tokopedia. “Mereka pun mengaku dapat meningkatkan kesejahteraan dengan memiliki tabungan, membayar sekolah anak dan terbebas dari utang,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id.

Survei Mitra Tokopedia tersebut juga mencatat hampir 60% penjual yang menggunakan fitur Grosir di Mitra Tokopedia mengalami proses bisnis yang lebih efisien. Pasalnya, pelaku usaha bisa memanfaatkan promo di aplikasi. Sistem pembelian stok barang secara online juga membuat pegiat usaha tidak perlu meninggalkan tempat usahanya sehingga toko tetap buka.

Ekosistem Mitra Tokopedia selama tiga tahun terakhir memang mengalami pertumbuhan cukup berarti. Hal ini seiring dengan banyaknya kolaborasi yang dijalin Tokopedia dengan pihak strategis lainnya, termasuk pemerintah. 

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni menjelaskan Tokopedia kembali meneken kerja sama dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM.

“Melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kemenkop UKM dalam program Digitalisasi Warung pada 3 November 2021, misalnya, kami berharap dapat membantu pegiat usaha tradisional berkontribusi terhadap perekonomian digital khususnya di tengah pandemi,” jelasnya.

Astri menambahkan Tokopedia akan menggelar program bimbingan kepada pegiat usaha yang tergabung dalam program ini. Bimbingan teknis meliputi cara memulai bisnis di Tokopedia dan cara mendaftarkan Nomor Induk Berusaha (NIB) secara daring.

“Sehingga UMKM lebih mudah mengakses program bantuan dari pemerintah dan memperoleh  perlindungan hukum terhadap usaha,” tambah Astri.

Pendiri Tokopedia William Tanuwijaya. Dokumentasi.

Tingkatkan daya saing

Seiring ulang tahun ke-3 Mitra Tokopedia, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki pun mengharapkan Mitra Tokopedia senantiasa mengambil peran dalam mengakselerasi digital pelaku UMKM, khususnya pegiat usaha tradisional seperti para pedagang warung. Dia menilai para pelaku UMKM, khususnya usaha mikro seperti warung sangat berpotensi memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan serta pemulihan ekonomi nasional.

“Saya harap tidak hanya mampu meningkatkan jumlah warung yang terhubung ke dalam ekosistem digital, tetapi juga meningkatkan literasi digital dan juga kesejahteraan para pemilik warung yang tergabung dengan Mitra Tokopedia,” tambah Teten.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop dan UKM Eddy Satriya menambahkan sangat penting bagi usaha tradisional, seperti warung dan toko kelontong, untuk dapat bertransformasi lewat pemanfaatan teknologi. Terutama di masa pandemi yang sudah terjadi sejak kuartal I-2020 lalu.

“Upaya bersama Tokopedia dalam program pelatihan bisnis daring, pendampingan serta advokasi terkait izin usaha ini diharapkan dapat memudahkan para pegiat UMKM mengembangkan bisnis,” tambahnya.

Kolaborasi marketplace bercorak hijau dengan pemerintah ini juga dilakukan dalam program 'Sobat Mitra'. Program ini memfasilitasi sosok yang bisa membantu penjual yang bergabung dengan Mitra Tokopedia di lapangan. Berdasarkan survei Mitra Tokopedia, sebagian besar penjual merasa terbantu dengan keberadaan Sobat Mitra, terutama terkait kemudahan memperoleh informasi dan pengetahuan dalam penggunaan aplikasi Mitra Tokopedia.

Ilustrasi. Pexels.com.

Tidak hanya dari sisi penjual, keberadaan Mitra Tokopedia juga mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan produk grosir maupun digital. “Tingginya antusiasme masyarakat dalam memenuhi kebutuhan berbagai produk dari warung atau toko kelontong terlihat dari hasil survei, di mana 9 dari 10 penjual menambah jenis dan jumlah produk yang dijual setelah bergabung dengan Mitra Tokopedia,” tambah John Hadiwidjaja.

Beberapa produk digital paling populer di Mitra Tokopedia misalnya pembayaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tagihan air maupun listrik. Di sisi lain, produk Grosir juga tercatat meningkat nilai transaksinya hingga 12 kali lipat dibandingkan dengan tahun pertama Mitra Tokopedia diluncurkan.

Hingga saat ini, Mitra Tokopedia telah melibatkan jutaan pegiat usaha tradisional. Mereka tersebar di lebih dari 500 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Mitra Tokopedia juga telah menjangkau wilayah Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Jambi, Palembang, Bengkulu, Lampung, Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Sukabumi, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Mataram, Makassar, Manado, dan Pontianak.

“Inisiatif yang dihadirkan oleh Mitra Tokopedia selama tiga tahun terakhir dilakukan tidak hanya demi membantu para pegiat usaha tradisional, tetapi juga seluruh masyarakat di Indonesia agar dapat bangkit bersama dalam memulihkan ekonomi negeri yang saat ini terdampak pandemi,” tutur John.

Dorong UMKM go digital

Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero mengakui pelaku UMKM banyak yang beralih dari konvensional ke digital pada masa pandemi. Dia bilang, akan terus mendorong pelaku UMKM secara bertahap untuk go digital dan beradaptasi dengan teknologi baru.

“Banyak dari UMKM enggak mengerti cara masuk ke digital. Itu yang harus kami sadarkan, menjadi tanggung jawab asosiasi, bagaimana mereka lebih mengerti tentang digital itu,” kata Eddy dalam Webinar #JagaUMKMIndonesia, dengan tema UMKM Sukses di Tengah Pandemi, beberapa waktu lalu.

Karena itu, masuknya UMKM dalam ekosistem digital disambut baik oleh beberapa pihak. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai masuknya UMKM dalam ranah digital tentu berdampak positif bagi UMKM itu sendiri.

Apalagi, jumlah UMKM yang masuk dalam ekosistem digital masih tergolong rendah. Karenanya, jika ada marketplace atau e-commerce yang membuka kerja sama dengan UMKM tentu akan berdampak baik bagi kinerja bisnis UMKM itu sendiri. Menurutnya, masuknya warung kelontong tradisional dalam ekosistem marketplace tentu akan membawa perubahan tersendiri bagi proses bisnis UMKM.

"Dalam hal pembukuan, UMKM bisa lebih rapi, efisien, transparan, karena kendala di warung-warung kecil banyak dari mereka kesulitan melakukan pembukuan secara lengkap dan rapi. Alhasil uangnya tercecer atau tercampur antara kepentingan bisnis dengan kepentingan sosial, misalnya," kata dia kepada Alinea.id, Rabu (3/11).

Selain itu, tambah dia, warung kelontong tradisional juga bisa mendapatkan informasi terkait pemasok atau supplier dengan harga yang kompetitif dan lokasi terdekat dari tempat usaha. Selain juga tentu saja menjual barang dagangannya secara online via toko daring.

Deretan UMKM menjajakan kuliner di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Dokumentasi.

“Lalu tentunya kalau pembukuan sudah bagus, bisa dapat pendanaan dari fintech atau perbankan dengan jaminan pembukuan. Sehingga meskipun tanpa agunan bisa mengajukan pinjaman. Jadi kalau pembukuan rapi, bagus, cash flow lancar akan dikasih kredit itu salah satu manfaatnya bergabung,” paparnya.

Bhima pun meyakini semakin banyak UMKM yang masuk ke ranah digital, maka akan memperluas akses pasar, rantai pasok, hingga pendanaan. Apalagi, warung-warung kecil dan pasar tradisional, sebutnya, menyumbang porsi 70% dari total ritel secara nasional.

Ilustrasi Alinea.id/M.T. Fadillah.

 
 

 

img
Kartika Runiasari
Reporter
img
Kartika Runiasari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan