PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menyebut, pandemi Covid-19 tidak berdampak baik ke bisnis rumah sakit perseroan. Hal ini karena berkurangnya jumlah masyarakat yang melakukan perawatan di RS.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, banyak yang berpikir pandemi baik untuk bisnis perseroan. Namun, menurutnya bisnis rumah sakit akan tetap lebih baik jika tidak ada Covid-19.
"Karena Covid-19, dibilang rugi enggak. Dibilang untung juga enggak. Tetapi situasi ini untuk RS tetap enggak baik dampaknya secara keuangan," kata John, Selasa (12/1).
Sebagaimana diketahui, Lippo Karawaci melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada merupakan pemegang saham pengendali, emiten rumah sakit PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO). Megapratama Karya Persada tercatat menggenggam sejumlah 46,86% saham Siloam Hospitals.
Tercatat hingga kuartal III-2020, pendapatan operasional bersih Siloam Hospitals mengalami penurunan 1% menjadi Rp3,8 triliun. Perseroan juga tercatat mengalami kerugian bersih senilai Rp43 miliar hingga kuartal III-2020.
Meskipun bisnis RS perseroan tidak berjalan baik, tetapi John yakin sektor kesehatan masih defensif, dengan pasar yang sangat besar.
"Untuk bisnis RS ini yang penting trust. Karena Covid-19 ini musibah, jadi saya percaya di saat seperti ini adalah saat kami membangun kepercayaan untuk masyarakat," ujar John.
Adapun hingga saat ini, Siloam Hospitals tercatat mengelola dan mengoperasikan 39 rumah sakit. Sebanyak 14 RS di kawasan Jabodetabek, dan 25 RS tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.