Direktur Pembiayaan Syariah Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Ari Permana menjelaskan, pemerintah sudah mengeluarkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pemulihan ekonomi lewat LPDP-KUMKM, agar koperasi dan UMKM dapat terus melakukan aktivitas ekonominya di tengah dampak pandemi Covid-19, dengan berbagai upaya dilakukan untuk program stimulus perekonomian.
“Pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp1 triliun untuk pemulihan ekonomi lewat LPDP-KUMKM agar koperasi dan UMKM dapat terus melakukan aktivitas ekonominya di tengah dampak pandemi,” ujar Ari dalam webinar online, Senin (22/11).
LPDB-KUMKM merupakan program yang dirancang untuk memperkuat permodalan usaha, koperasi, pinjaman, dan pembiayaan.
Kemudian Pemimpin Departemen Bisnis Mikro dan Gadai Bank DKI Unit Usaha Syariah Jaeni Miftah menegaskan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipatif di dampak Covid-19. Sebagai upaya terhadap portofolio kredit yakni, membuat pemutakhiran peraturan perusahaan serta menyusun petunjuk pelaksanaan penerapan stimulus.
“Stimulus yang kami berikan kepada usaha mikro yang terdampak Covid-19 antara lain, penurunan margin bagi hasil/ujroh, perpanjangan jangka waktu, dan penambahan fasilitas pembiayaan,” ujar Jaeni
Adapun harapan lainnya dalam membuka kegiatan ini, dapat menjadi solusi untuk meningkatkan dan mendorong perkembangan UMKM di program pemerintah 2022-2025 yang saat ini sedang meningkatkan taraf perekonomian.
Kemajuan teknologi memudahkan banyak orang untuk mengakses segala kebutuhan. Terutama saat situasi pandemi Covid-19, di mana semua pergerakan dibatasi.
Sehingga banyak masyarakat melakukan transaksi melalui digital. Terutama dalam sektor perekonomian syariah yang perlu didukung untuk terus maju dalam bertransformasi ke layanan digita. Tujuannya untuk memudahkan bertransaksi secara aman dan nyaman.
Founder dan Chairman Tijari Institute Abdurrahman Syahrawi menjelaskan, kunci dari transformasi ekonomi untuk perkembangan saat ini adalah cara melakukan pelayanan dengan baik dan benar, yang berorientasi terhadap pelanggan. Sebab, pelayanan yang baik adalah bentuk apresiasi saling menghargai dalam dunia bisnis atau ekonomi.
“Kunci untuk transformasi pelayanan produk adalah dengan menerapkan excellence service, yaitu memperlakukan product as services yang berorientasi kepada pelanggan,” kata Founder dan Chairman Tijari Institute, Abdurrahman Syahrawi.