Empat sektor menjadi fokus Lembaga Pengelola Investasi atau LPI (Indonesia Investment Authority/INA) untuk meningkatkan investasi di Tanah Air, yaitu infrastruktur dan logistik, energi hijau dan transformasi, digitalisasi dan infrastruktur digital, serta kesehatan. Meski demikian, INA tetap membuka peluang investasi di bidang lain.
"Namun, kami juga selektif dengan investasi di sektor properti dan pariwisata, layanan keuangan, dan agrikultur," kata Chief Executive Officer INA, Ridha DM Wirakusumah, dalam paparannya pada acara Saratoga Investment Summit 2023 secara daring, Kamis (26/1).
Infrastruktur dan logistik menjadi salah satu fokus utama INA karena biaya logistik di Indonesia tergolong mahal dibandingkan negara-negara lain. Karenanya, kesenjangan infrastruktur menjadi perhatian penting.
"Kami sudah melakukan penandatanganan senilai US$4 miliar dengan Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ) Canada, APG Asset Management (APG) Belanda, dan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA)," tutur Ridha.
Dalam kerja sama tersebut, Ridha menyatakan, dana investasi tersalurkan ke 2 segmen jalan berbayar, yakni tol trans-Jawa dan rencananya berlanjut di tol trans-Sumatra. Kemitraan ini juga menyetujui pembangunan pelabuhan laut terbesar di Sumatra.
Di sektor energi hijau, INA memanfaatkan keistimewaan Indonesia dengan target pasar yang besar serta melimpahnya sumber daya alam (SDA) yang ada, seperti nikel, bauksit, dan mineral lainnya.
"Pada sektor ini pun kami telah membuat perjanjian hingga US$2 miliar dengan CATL sebagai sebuah perusahaan manufaktur terbesar di dunia di industri baterai listrik," ucap Ridha.
Ridha melanjutkan, INA dan Investment Fund for Developing Countries (IFU) Denmark juga sudah menjalin perjanjian kerja sama investasi di energi hijau senilai US$500 juta.
Di sektor digitalisasi, INA telah membangun kerja sama investasi dengan Singapura dan Uni Eropa. Adapun sektor kesehatan menjadi fokus karena Indonesia memiliki selisih yang jauh dibandingkan negara lain.
LPI atau INA adalah lembaga pengelola dana investasi pemerintah (sovereign wealth fund) yang bertujuan membangun kesejahteraan bagi generasi mendatang dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pembentukannya sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2020.
INA telah menjadi anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF) per 20 September 2022. Ia bertugas menarik modal, meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan investor, serta meningkatkan pembangunan berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.